Selasa, 19 Juli 2016

Keutamaan Berbakti Kepada Orangtua



 
Sepertinya tidak perlu dibahas lagi bagaimana jasa seorang ibu terhadap anak-anaknya, tetesan keringat dan air matanya terus menglir saat seorang ibu melahirkan, merawat dan membesarkan kita sampai kita bisa tumbuh besar seperti saat ini. Kiranya menjadi sebuah kehormatan dimana ada suatu hari yang dinamakan dengan hari ibu namun tidak pernah ada hari yang disebut dengan hari bapak.


1. Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, mengatakan:
سَأَلْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ « الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا » . قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ » .قَالَ ثُمَّ أَىّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قَالَ حَدَّثَنِى بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى


“Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya’. Lalu aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.”
Lalu Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan hal-hal tadi kepadaku. Seandainya aku bertanya lagi, pasti beliau akan menambahkan (jawabannya).” (HR. Bukhari dan Muslim)


Minggu, 20 Maret 2016

Hadis Mengenai Gerhana

 

Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Tatkala gerhana matahari terjadi di masa Rasulullah saw. (manusia) diseru dengan seruan: "as-shalaatu jaami`atan" (marilah salat berjamaah). Rasulullah saw. melakukan dua kali rukuk dalam satu rakaat. Kemudian berdiri dan melakukan dua kali rukuk dalam satu rakaat (yang terakhir). Kemudian matahari nampak kembali
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 1515


Hadis riwayat Abu Masud Al-Anshari ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Dengan kedua ayat tersebut Allah membuat rasa takut kepada hamba-hamba-Nya. Keduanya tidaklah terjadi gerhana karena kematian seorang manusia. Karena itu bila kalian melihatnya, salat dan berdoalah kepada Allah sampai hilang yang menakutkan kalian
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 1516


Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Tatkala terjadi gerhana matahari di masa Nabi saw., beliau bangkit terkejut, takut terjadi kiamat sampai beliau menuju mesjid. Beliau melakukan salat dengan rukuk dan sujud yang lama sekali. Tidak pernah aku melihatnya melakukan salat seperti itu. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya ini adalah tanda-tanda kebesaran yang dikirimkan Allah, gerhana ini terjadi bukan karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi Allah yang mengirimkannya untuk menakut-nakuti hamba-

hamba-Nya. Oleh sebab itu, bila kalian melihatnya, maka bersegeralah ingat kepada-Nya, berdoa dan mohon ampunan-Nya
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 1518


Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa ia dikabarkan dari Rasulullah saw., bahwa beliau bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan tidak terjadi gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi keduanya termasuk tanda kebesaran Allah. Maka jika kalian melihat gerhana, kerjakanlah salat
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 1521


Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra., ia berkata:
Pada masa Rasulullah saw. pernah terjadi gerhana matahari pada hari kematian Ibrahim. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana disebabkan kematian atau kelahiran seseorang. Oleh sebab itu, apabila kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah dan tunaikan salat hingga matahari nampak kembali
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 1522

HADITS HADITS SHAHIH tentang SYURGA ALLAH SWT

    • Rasulullah SAW telah menerangkan sifat-sifat Surga yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang bertaqwa dengan keterangan yang lengkap.
    • Keterangan ini membuat tenteram hati orang-orang yang beriman. Orang-orang yang shalih merasakan kenikmatan dengan mengetahuinya, sementara orang-orang yang bertaubat merasakan kesenangan dengan mengingatnya.

    1. Orang yang Pertama Kali Masuk Surga

    Dari Annas bin Malik radiyallahu ‘anhu, ia berkata bawa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Pada hari Kiamat nanti, aku akan mendatangi pintu Surga, kemudian aku meminta untuk dibukakan (pintunya), maka penjaganya bertanya : ‘Siapa Anda?’ Aku menjawab : ‘Muhammad’. Selanjutnya dia berkata : ‘Hanya untukmu aku diperintahkan agar membuka pintu ini dan dilarang bagi seorangpun sebelummu”. (HR. Muslim no. 188).

    Dari Hudzaifah radiyallahu ‘anhu, ia berkata bawa Rasulullah bersabda : “Semua anak adam berada di bawah panjiku pada hari Kiamat, dan aku orang pertama yang dibukakan pintu Surga”. (lihat Shahiihul Jaami’ no. 6995).

    2. Sifat Rombongan Pertama yang masuk Surga

    Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya orangyang pertama kali masuk Surga laksana bulan di malam pertama. Orang yang masuk setelah mereka laksana bintang yang sangat terang di langit yang cerah. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak beringus, dan tidak meludah. Sisir mereka terbuat dari emas. Keringat mereka adalah minyak kesturi. Tempat BUKHUR (PEWANGI RUANGAN DAN TUBUH) mereka adalh batang kayu gaharu. Isteri-isteri merreka semuanya adalah bidadari,bentuk tubuh mereka semuanya sama yaitu seperti bentuk tubuh bapak mereka Adam : tingginya enam puluh hasta di langit”. (Muttafaq ‘alaih_Bukhari no.3327 dan Muslim no.2834).

    3. Pintu-Pintu Surga


    Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Barangsiapa menginfakkan sepasang hartanya (emas, perak dan lain-lain) di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu Surga: ‘Wahai hamba Allah, ini baik’. Barangsiapa yang termasuk ahli shalat,dia akan dipanggil dari pintu ahli shalat. Siapa yang termasuk ahli jihad, akan dipanggil dari pintu jihad. Siapa yang termasuk ahli puasa akan dipanggil dari pintu ‘ar-Rayyan ‘. Siapa yang termasuk ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah. Abu Bakar radiyallahu ‘anhu berkata: ‘Ayah ibuku menjadi tebusanmu Wahai Rasulullah, tidak mengherankan orang-orang itu masing-masing dipanggil dari pintu tersebut, tetapi apakah ada yang dipanggil dari seluruh pintu tersebut?’ Beliau menjawab: ‘Ya, semoga engkau termasuk dari mereka’”. (Muttafaq ‘alaih_Bukhari no.1897 dan Muslim no.1027).

    Dari Sahl bin Sa,ad ia berkata, Rasulullah bersabda : “Di dalam surga ada delapan pintu, diantaranya ada yang bernama ‘ar-Rayyan’. Pintu itu tidak dimasuki kecuali hanya oleh orang-orang yang berpuasa”. (HR. Al-Bukhari no.3257)

    4. Tidak Ada Kematian dalam Surga

    Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda : “Jika penduduk Surga sudah masuk ke Surga, maka ada yang berseru: ‘Sesungguhnya kalian akan hidup dan tidak akan mati, kalian akan tetap sehat dan tidak akan sakit, kalian aka tetap muda tidak akan tua, kalian juga akan selalu hidup senang dan tidak akan mendapat kesusahan”. (HR. Muslim no.2837 diriwayatkan oleh Ahmad no.11905 dan at-Tirmidzi no.3246)

    5. Kedudukan Penghuni Surga dan Tingkatan-Tingkatan Surga

    Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Sipa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat dan berpuasa di bulan Ramadhan, maka wajib bagi Allah untuk memasukkannya ke Surga, baik dia hijrah di jalan Allah atau tetap tinggal di tanah airnya. Para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah, bolehkah kita memberitahukan ini kepada orang banyak?’ Beliau berkata: ‘Sesungguhnya di Surga ada seratus tingkatan yang telah disediakan oleh Allah bagi para Mujahidin fii Sabilillah, setiap dua tingkatan seperti jarak antara langit dan bumi, maka jika kalin memohon kepada Allah, mohonlah Surga ‘Firdaus’ yang tinggi, karena Surga Firdaus itu ada di tengah-tengah Surga dan paling atas, dan di atsnya terdapat ‘Arsy ar-Rahman. Dari san sungai-sungai mengalir’ “. (HR. Al-Bukhari no.7423_lihat juga Shahiihul Jaami’ no.7873)

    Jihad yang dimaksud adalah sebenar-benarnya jihad, bukab jihad menurut pemahaman mereka yang membuat kerusakan di muka bumi dengan menggunakan bom (kecuali bom tersebut diledakkan di daerah orang-orang kafir dalam peperangan yang benar-benar memerangi islam secara nyata, seperti di Palestina dan negara-negara lain dan juga di negara kita ini). Ironisnya peristiwa yang ter jadi di negara kita ini, mereka (pelaku bom) bangga dengan apa yang mereka lakukan. Mereka beranggapan perbuatan mereka adalah Jihad fii Sabilillah. Allahu ‘alam itu adalah urusan mereka dengan Allah.

    6. Sifat-Sifat Penduduk Surga
    Dari Mu’adz bin Jabal radiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Penghuni Surga akan masuk Surga dengan tubuh dan wajah yang tidak berbulu dan bercelak, mereka berumur 30 tahun atau 33 tahun.” (Shahiihul Jaami’ no.7928).

    Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Akan masuk Surga sekelompok kaum yang hati mereka seperti burung (yaitu dari isi kelembutan, ketakutan dan kehormatan)”. (Shahiihul Jaami’ no.7924).
    Dari Anas bin Malik, dari Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :”Orang mukmin di Surga akan diberi kekuatan sekian dan sekian dalam urusan jima’ (bersetubuh). Ada sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah dia mampu untuk itu?’ Nabi menjawab: ‘Dia akan diberi seratus kekuatan’”. (Shahiihul Jamii’ no.7962).

    Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Siapa yang masuk Surga akan hidup senang dan tidak akan mengalami kesussahan, pakaiannya tidak akan lusuh dan masa mudanya tidak akan sirna.” (HR. Muslim no.2836_dikeluarkan juga oleh Ahmad no.8835,9290).
    7. Wanita-Wanita Penduduk Surga

    Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :”Berangkat pagi-pagi atau siang hari di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Sungguh tempat satu hasta kalian di Surga lebih baik daripada dunia dan seisinya. Kalaulah seorang wanita penduduk Surga menampakkan dirinya kepada penduduk dunia, niscaya dia akan menerangi antara keduanya dan bumi akan penuh dengan wewangian. Sungguh, penutup kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya”. (HR. Al-Bukhari).

    Dari Abdullah bin Umar radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: “Ssungguhnya para isteri penghuni Surga bernyanyi untuk suami-suami mereka dengan suara yang sangat merdu, yang tidak pernah di dengar oleh siapapun. Diantara bait yang mereka dendangkan :

    Kami adalah wanita-wanita yang cantik jelita

    Kami para isteri kaum yang mulia

    Kami melihat dengan mata yang indah

    Demikian juga di antara bait yang mereka dendangkan adalah :

    Kami adalah wanita-wanita abadi

    yang tidak akan mati

    kami adalah wanita-eanita yang merasa aman

    tidak merasa takut

    kami adalah wanita-wanita yang menetap

    tidak akan berpindah.”


    (Shahiihul Jaami’ no.1557)

    8. Makanan dan Minuman Penghuni Surga

    Dari Jabir radiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda : “Para penduduk Surga akan makan dan minum di dalamnya, mereka tidak buang air besar, tidak beringus dan tidak buang air kecil. Akan tetapi makanan mereka menghasilkan sendawa yang wanginya sewangi minyak kesturi. Mereka diberikan insting untuk bertasbih dan bertahmid seperti kalian diberi insting untuk bernafas.” (HR. Muslim no.2835_diriwayatkan oleh Ahmad no.14408, Abu Dawud no.4741).

    Dari Muawiyah bin Haidah ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya di Surga ada lautan Air, lautan madu, lautan susu, lautan khamr, kemudian darinya sungai-sungai mengalir.” (Shahiihul Jaami’ no.2118).

    Dari Anas ia berkata, Rasulullah bersabda : “Apakah kalian tahi apa ‘al-Kautsar’ itu? al-Kutsar adalah sungai yang diberikan kepadaku dari Rabbku di Surga. Dia memiliki banyak kebaikan, ummatku akan mendatanginya pada hari kiamat, jumlah bejananya sebanyak jumlah binyang di langit. Ada seorang hamba yang dicegah bergabung dengan mereka, maka akupun memprotes : ‘Wahai Rabbku, dia adalah bagian dari ummatku’, lalu aka dijawab: ‘Engkau tidk tahu apa yang mereka lakukan setelah engkau meninggal’”. (Shahiihul Jaami’ no.6904).

    9. Pemandangan di Surga

    Di Surga ada kenikmatan yang abadi, kebaikan yang merata, dan Rahmat dari Allah ar-Rahman dan ar-Rahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Di sana ada dipan-dipan tinggi yang terlihat bersih dan suci, ada gelas-gelas yang tertata rapi yang disediakan untuk minum, tidak perlu diminta dan dipersiapkan. Ada bantal-bantal dan tilam-tilam untuk beralaskan di waktu santai. Di sana terhampar karpet-karpet dan sajadah-sajadah untuk perhiasan dan bersuka ria.

    Semua nikmat yang disebutkan dalam Kitabullah atau Sunnah Nabi-Nya, namanya sama dengan yang dilihat di dunia. Tetapi…, ketika benda-benda ini disebut namanya, hanyalah sebagai penamaan saja agar bisa dipahami penduduk dunia. Adapun yang sebenarnya dan hakekat kesenangan-kesenangan tersebut diserahkan kepada Allah yang Mahaagung, Mahabijaksana, lagu Yang menegakkan seluruh langit dan bumi. Adapun karakter kenikmatan Surga diserahkan kepada cita rasa kenikmatan di sana, sesuai dengan cita rasa orang-orang yang Allah berikan cita rasa tersebut kepada mereka.

    Kehidupan penduduk Surga di sana semua berisi kesejahteraan, diliputi dan diliputi kemakmuran. Para Malaikat mengucapkan salam sejahtera kepada penduduk Surga dalam keadaan yang sentosa, mereka saling mengucapkan salam satu dengan yang lainnya, dan mereka dikirimi salam oleh ar-Rahman. Suasananya seluruhnya mencerminkan kedamaian. (lihat Al-Yaumul Akhir fii Zhilaalil Qur’qn, hal.321-323 dengan ringkas).

    a. Kamar-Kamar di Surga


    Dari Abu Sa’id al-Kuhudri radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya para penduduk Surga berusaha untuk melihat penhuni-penghuni kamar yang ada di atas mereka, sebagaimana kalian berusaha melihat bintang yang bergemerlapan cahanya di langit sebelah timur atau barat karena perbedaan keutamaan di antara mereka. Para sahabat bertanya : “‘Wahai Rasulullah, apakah itu kedudukan para Nabi yang tidak mungkin dapat dicapai oleh selain mereka?’ Beliau menjawab: ‘Tentu, demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul”. (HR. Bukhari dan Muslim).

    Dari Abu Malik al-Asy’ari, bahwa Nabi bersabda: “Di Surga ada kamar-kamar yang bagian luarnya bisa dilihat dari dalam dan sebagian dalamnya bisa dilihat dari luar. Itu disediakan Allah bagi orang yang memberikan makanan, melembutkan ucapan, selalu berpuasa dan shalat di waktu malam ketika manusia sedang terlelap tidur”.(Shahiihul Jaami’ no.2119).

    b. Kemah-Kemah, Taman-Taman dan Tanah Surga

    taman1 Dari Abu Musa al-Asy’ari radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: “Bagi orang mukmin di Surga ada sebuah kemah dari mutiara yang berlubang. Panjangnya enam puluh mil, di dalamnya orang-orang mukmin diberi isteri-isteri yang apabila ia menggilir mereka, masing-masing tidak melihat yang lainnya”. (Muttafaq ‘alaih).

    c. Pohon di Surga

    Dari Abu Sa’id al-Kuhudri radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda : “Di Surga ada dua pohon yang apabila orang melintasinya dengan naik kuda yang terlatih dan cepat selama seratus tahun, niscaya tidak akan selesai melewatinya.” (Muttafaq ‘alaih).

    Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda :

    ﻣﺎ ﻓﻲﺍﻟْﺠﻨﺔِ ﺷﺠﺮَﺓٌ ﺇﻻَّ ﻮَﺳﺎ ﻗﻬﺎ ﻣﻦْ ﺬَﮪﺏ

    “Tidak ada sebuah pohonpun di Surga, melainkan batangnya terbuat dari emas”. (Shahiihul Jaami’ no.5523).

    d. Pasar di Surga

    Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :” Di Surga ada sebuah pasar yang diadakn hanya pada hari jum’at. Maka keika itu angin berhembus dari utara kemudian menerpa wajah-wajah mereka hingga menjadikannya semakin indah, merekapun kembali kepada isteri-isteri mereka dalam keadaan yang semakin bagus dan tampan, maka isteri-isteri mereka berkata: ‘Demi Allah, kalian semakin bagus dan tampan setelah meninggalkan kami.’Mereka juga berkata: ‘Kalian juga semakin bagus dan cantik setekah kami tinggalkan”. (HR. Muslim).

    e. Istana-Istananya

    Dari Jabir bin ‘Abdullah radiyallahu ‘anhu, Nabi bersabda : “Aku masuk Surga, ternyata di sana ada sebuah istana dari emas, maka aku bertanya: ‘Milik siapa istana ini?’ mereka berkata: ‘Milik seorang pria Quraisy’. Aku mengira orang itu adalah diriku, maka aku bertanya: ‘Siapa dia?’ mereka menjawab: ‘Umar bin al-Khathab’. Ketika itu tidak ada yang menghalangiku untuk memasukinya, melainkan aku tahu rasa cemburumu. ‘Umar berkata: ‘Apakah pantas aku cemburu kepadamu, wahai Rasulullah?”. (Muttafaq ‘alaih).

    f. Sungai-Sungainya

    Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi bersabda : “Aku masuk ke Surga, ternyata di sana ada sungai yang di pinggirnya ada kemah-kemah yang terbuat dari mutiara. Maka aku memukulkan tanganku ke air yang mengalir itu, ternyata airnya adalah minyak kesturi yang sangat harum, lalu akau bertanya : ‘Apa ini, Wahai Jibril?’ Jibril menjawab: ‘Ini adalh kautsar yang diberikan Allah kepadamu.” (Shahiihul Jaami’ no.3260).

    10. Kenikmatan Penghuni Surga yang Paling Agung

    Dari Shuhaib bin Sinan ia berkata, bahawa Rasulullah bersabda : “Bila penduduk Surga telah masuk Surga dan penduduk Neraka telah masuk Neraka, maka ada yang berseru : ‘Wahai penduduk Surga, sesungguhnya kalian memiliki janji di sisi Allah yang ingin Dia tunaikan kepada kalian’, maka mereka bertanya : ‘Apakah itu?’ bukankah Allah telah memberatkan timbangan amal kebaikan kami, memasukkan kami ke Surga dan menyelamatkan kami dari Neraka?’ Maka disingkaplah tirai, merekapun melihat kepada Allah. Demi Allah, Allah tidak pernah memberikan sesuatu yang paling mereka cintai dan yang paling menyejukkan pandangan mereka dai pada melihat-Nya.” (Shahiihul Jaami’ no.535_lihat juga Syarhul ‘Aqidah ath-Thahaawiyyah, hal.144 dan Mawaariduzh-Zham-aan “IV/131-136″).

    11. Penduduk Surga yang Paling Rendah dan Paling Tinggi Derajatnya


    Dari al-Mughirah bin Syu’bah ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Musa bertanya kepada Rabbnya : ‘Siapa penduduk Surga yang paling rendah tingkatannya?’ Allah menjawab : ‘Seseorang yang datang setelah seluruh penduduk Surga masuk ke Surga.’ Maka dikatakan kepadanya : ‘Masuklah ke dalam Surga.’ Orang itu berkata : ‘Bagaimana caranya,Wahai Rabbku? semuanya telah menempati tempatnya dan mengambil bagiannya’ maka dikatakan kepadanya : ‘Apakah kamu rela bila memiliki kerajaan seperti milik seorang raja di dunia?’ Orang itu menjawab : ‘Tentu..aku rela wahai Rabbku.’

    Allah berkata kepadanya : ‘Inilah bagianmu dan yang semisalnya, semisalnya dan semisalnya lagi. Pada yang kelima kalinya dia berkata :‘Tentu..aku rela wahai Rabbku.’ Selanjutnya Allah berkata : ‘Ini adalh bagianmu dan sepuluh kali lipatnya. Bagimu pula segala apa yang diingini oleh jiwamu dan yang menyenangkan pandanganmu.’ Maka dia berkata : ‘Aku rela wahai Rabbku, siapa yang paling tinggi derajatnya?’ Mereka orang-orang yang aku pilih. Aku menanam kemuliaan mereka dengan tangan-Ku sendiri dan Aku tutup dengannya. Kenikmatan itu tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.” (HR. Muslim).

    Kamis, 07 Januari 2016

    Tujuh Tingkatan Neraka Menurut Al Quran dan Hadits

     

     Yazid Ar-Raqqsyi meriwayatkan dari Anas bin Malik “Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tidak biasa dengan raut muka yang berbeda dari biasanya. Rasulullah bertanya: Wahai Jibril, kenapa Aku melihat raut mukamu berbeda?

    Jibril menjawab, "Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang mengetahui bahwa -- neraka, siksa kubur dan siksa Allah itu sangat dasyat-- untuk bersenang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman itu."

    Rasulullah menjawab: "Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka itu kepadaku."

    Jibril berkata:  "Baik, ...Ketika Allah swt menciptakan neraka, apinya dinyalakan seribu tahun hingga berwarna hitam pekat, nyala dan baranya tidak pernah padam."

    "Demi Dzat yang mengutus engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya neraka itu berlubang sebesar lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar karena panasnya."

    "Demi Dzat yg mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada baju penghuni neraka itu digantung diantara langit dan bumi, niscaya semua penghuni dunia akan mati karena bau busuk dan panasnya."

    "Demi Dzat yg mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari mata rantai sebagaimana yang disebutkan didalam al qur’an diletakkan di puncak gunung, niscaya bumi sampai kedalamnya akan meleleh."

    "Demi Dzat yang mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seorang berada di ujung barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung timur akan terbakar karena panasnya."

    Neraka itu mempunyai 7 pintu dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan perempuan.

    Rasulullah bertanya; “Apakah pintu-pintu itu seperti pintu kami?”

    Jibril menjawab; “Tidak.Pintu itu selalu terbuka dan pintu yang satu berada dibawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu yang lain sejauh perjalan 70 tahun. Pintu yang dibawahnya lebih panas 70 x lipat dari pintu yang diatasnya."


    Sabtu, 02 Januari 2016

    Tentang Akhir Zaman menuju Tanda - Tanda Hari Kiamat Besar.




    hadis RASULULLAH tentang Akhir zaman Hingga  Tanda hari kiamat Besar.

    Rasulullah S.A.W. "Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda 

    • 1 Asap yg akan mematikan orang-orang yg beriman dan bertakwa
    • 2 Dajjal bermata 1.
    • 3 Binatang melata di bumi( DABBAH )
    • 4 Terbitnya matahari sebelah barat
    • 5 Turunnya Nabi Isa A.S & Imam mahdi.
    • 6 Keluarnya Yakjuj dan Makjuj
    • 7 Gerhana di timur
    • 8 Gerhana di barat
    • 9 Gerhana di jazirah Arab
    • 10 Keluarnya api dari kota Yaman menghalau manusia ke tempat pengiringan mereka ( YAUMUL AKHIR ) .

    Beberapa tanda kiamat kubra lainnya adalah keluarnya Ya'juj dan Ma'juj, terbitnya matahari dari arah barat, dan keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat perkumpulan mereka, yaitu negeri Syam.


    Hadis Pertama:


    JANGAN MUDAH MENYALAHKAN ORANG LAIN

    Dari Abu Hurairah Ra., bahawasanya Rasullullah SAW bersabda: “Jika ada seseorang berkata, “orang banyak (sekarang ini) sudah rosak, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rosak di antara mereka.” (HR. Muslim)


    Keterangan


    Imam Nawawi ketika menulis Hadis ini dalam kitab Riyadus-Solihin, beliau memberikan penjelasan seperti berikut: “Larangan seperti di atas tadi (larangan mengatakan orang banyak telah rosak) adalah untuk orang yang mengatakan sedemikian rupa dengan tujuan rasa bangga pada diri sendiri, sebab dirinya tidak rosak, dengan tujuan merendahkan orang lain dan merasa dirinya lebih mulia daripada mereka. Maka yang demikian ini adalah haram.


    Adapun orang yang berkata seperti ini kerana ia melihat kurangnya perhatian orang banyak terhadap agama mereka serta didorong oleh perasaan sedih melihat nasib yang dialami oleh mereka dan timbul dari perasaan cemburu terhadap agama, maka perkataan itu tidak ada salahnya.



    Hadis ini sengaja diletakkan di permulaan buku ini supaya menjadi suatu peringatan kepada Umat Islam apabila menerangkan Hadis-hadis akhir zaman seperti apa yang dituliskan di sini yang banyak menyingkap tentang kemunduran umat Islam dan kerosakan moral mereka. Oleh kerana itu, kita cuba mengaitkan hadis-hadis tersebut dengan realiti umat Islam dewasa ini, maka janganlah kita merasa bangga dan ‘ujub dengan diri sendiri, bahkan hendaklah kita menegur diri kita masing-masing dan jangan senang menuding jari ke arah orang lain. Walaupun kerosakan moral umat Islam dewasa ini perlu dibicarakan untuk tujuan memulihkan, namun penyingkapannya itu perlu dalam bentuk yang sihat dan dengan perasaan yang penuh kasih sayang serta dengan rasa cemburu terhadap agama, bukan dengan perasaan bangga diri dan memandang rendah kepada orang lain.
    Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan limpah karuniaNya mencucuri kita rahmat, taufiq dan hidayah.


    Hadis Kedua:


    MENGAPA DUNIA ISLAM MENJADI SASARAN PEMUSNAHAN

    Dari Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy (isteri Rasulullah SAW ), beliau berkata:” (Pada suatu hari) Rasulullah SAW masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan cemas sambil bersabda: “La ilaha illallah, celaka (binasa) bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir menimpa mereka. Pada hari ini telah terbuka bagian dinding Ya’juj dan Ma’juj seperti ini” dan Baginda mendekatkan hujung ibu jari dengan hujung jari yang sebelahnya (jari telunjuk) yang dengan itu mengisyaratkan seperti bulatan. Saya (Zainab binti Jahsy) lalu bertanya: Ya Rasulullah! Apakah kami akan binasa, sedangkan di kalangan kami masih ada orang-orang yang soleh?” Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Ya, jikalau kejahatan sudah terlalu banyak.” (HR. Bukhari dan Muslim)


    Keterangan


    Hadis di atas menerangkan, apabila di suatu tempat atau daerah sudah terlalu banyak kejahatan, kemungkaran dan kefasikan, maka kebinasaan akan menimpa semua orang yang berada di tempat tersebut. Tidak hanya kepada orang jahat sahaja, tetapi orang-orang soleh juga akan dibinasakan, walaupun masing-masing pada hari qiamat akan diperhitungkan menurut amalan yang telah dilakukan.


    Oleh kerana itu segala bentuk kemungkaran dan kefasikan hendaklah segera dibasmi dan segala kemaksiatan hendaklah segera dimusnahkan, supaya tidak terjadi malapetaka yang bukan sahaja akan menimpa orang-orang yang melakukan kemungkaran dan kejahatan tersebut, tetapi juga akan menimpa semua penduduk yang berada di tempat tersebut.



    Dalam hadis di atas walaupun disebutkan secara khusus tentang bangsa Arab tetapi yang dimaksudkan adalah seluruh bangsa yang ada di dunia ini. Tujuan disebutkan bangsa Arab secara khusus kerana Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri dari kalangan mereka dan yang menerima Islam pada waktu pennulaan pengembangannya adalah kebanyakan dari kalangan bangsa Arab dan sedikit demi sedikit dari bangsa lain. Begitu pula halnya dalam masalah yang berkaitan dengan perkembangan umat Islam banyak bergantung kepada maju-mundurnya bangsa Arab itu sendiri. Selain itu, bahasa resmi Islam adalah bahasa Arab.


    Kemudian Ya’juj dan MaJuj adalah dua bangsa (dari keturunan Nabi Adam As.) yang dahulunya banyak membuat kerosakan di permukaan bumi, lalu batas daerah dan kediaman rnereka ditutup oleh Zulkarnain dan pengikut-pengikutnya dengan campuran besi dan tembaga, maka dengan itu mereka tidak dapat keluar, sehingga hampir tiba hari qiamat. Maka pada waktu itu dinding yang kuat tadi akan hancur dan keluarlah kedua bangsa itu dari kediaman mereka.lalu kembali membuat kerosakan di permukaan bumi. Apabila peristiwa ini telah terjadi, itulah tanda hari qiamat sudah dekat.


    Hadis Ke Tiga:


    SELURUH DUNIA DATANG MENGERUMUNI DUNIA ISLAM

    Dari Tsauban Ra. berkata Rasulullah SAW bersabda; “Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni talam hidangan mereka”. Maka salah seorang sahabat bertanya, “Apakah kerana kami sedikit pada hari itu?” Nabi Rasulullah SAW menjawab, “Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’. Seorang sahabat bertanya: “Apakah ‘wahan’ itu, hai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab: “Cinta dunia dan takut mati“. (HR. Abu Daud)


    Keterangan


    Memang benar apa yang disabdakan Rasulullah SAW tersebut. Keadaan umat Islam pada hari ini, menggambarkan kebenaran apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Umat Islam walaupun mereka dalam jumlahnya banyak, iaitu 1000 juta 1/5 penduduk dunia), tetapi mereka sering menjadi tuduhan negatif dan menjadi alat permainan bangsa-bangsa lain. Mereka ditindas, dipinjak-pijak, dibunuh dan sebagainya. Bangsa-bangsa dari seluruh dunia walaupun berbeza agama, mereka bersatu untuk melawan dan melumpuhkan kekuatan umat Islam.


    Sebenarnya, sebab kekalahan kaum Muslimin adalah dari dalam diri kaum Muslimin itu sendiri, iaitu adanya penyakit “wahan” yang merupakan penyakit campuran dari dua unsur yang sering wujud dalam bentuk kembar dua, iaitu “cinta dunia” dan “takut mati”. Kedua penyakit ini tidak dapat dipisahkan. “Cinta dunia” bermakna tamak, rakus, bakhil dan tidak mahu menyumbangkan harta di jalan Allah SWT “Takut mati” bermakna senang dengan kehidupan dunia dan tidak membuat persediaan untuk menghadapi negeri akhirat dan tidak ada perasaan untuk berkorban dengan diri dan jiwa dalam memperjuangkan agama Allah SWT.


    Kita berdoa semoga Allah SWT, menurunkan pertolongan (nusrah)Nya kepada kaum muslimin dan memberikan kepada mereka kemenangan di dunia dan di akhirat.


    Hadis Ke Empat:


    ILMU AGAMA AKAN BERANGSUR-ANGSUR HILANG


    Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash Ra. ia berkata: Aku mendengar Rasullullah SAW bersabda,’ “Bahawasanya Allah SWT tidak akan mencabut (menghilangkan) ilmu dengan sekaligus dari (dada) manusia. Tetapi Allah SWT menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulamak. Apabila tiada lagi para ulamak, orang banyak akan memilih orang-orang jahil sebagai pemimpinnya. Apabila pemimpin yang jahil itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain.” (HR. Muslim)


    Keterangan


    Sekarang ini para ulama sudah berkurang. Satu demi satu pergi meninggalkan kita. Kalau peribahasa kita mengatakan, “patah tumbuh, hilang berganti”, namun sangat sayang peribahasa ini tidak tepat berlaku kepada para ulamak. Mereka patah lambat tumbuh, dan mereka hilang lambat berganti. Sampailah suatu waktu nanti permukaan bumi ini akan kosong dari Ulamak. Pada waktu itu sudah tidak bererti lagi kehidupan di dunia ini. Alam penuh dengan kesesatan. Manusia telah kehilangan nilai dan pegangan hidup. Sebenarnya, para ulamaklah yang memberikan makna dan erti pada kehidupan manusia di permukaan bumi ini. Maka apabila telah habis para ulamak, hilanglah segala sesuatu yang yang bemilai untuk kehidupan dunia.


    Akhir-akhir ini kita telah melihat gejala zaman yang dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tadi. Yakni bilangan para ulamak hanya tinggal sedikit sahaja dan usaha untuk melahirkannya tidak mendapat perhatian yang sewajamya. Pondok-pondok dan madrasah-madrasah kurang mendapat perhatian dari cendekiawan. Mereka lebih mengutamakan pelajaran di bidang keduniaan yang dapat meraih keuntungan harta benda dunia. Inilah realiti masyarakat kita pada hari ini. Oleh sebab itu, perlulah kita memikirkan hal ini dan mencari jalan untuk menyelesaikannya.


    Hadis Kelima:
    UMAT ISLAM IKUT JEJAK LANGKAH YAHUDI DAN NASHRANI


    Dari Abu Sa’id Al-Khudri Ra. ia berkata: Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Kamu akan mengikuti jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu akan mengikuti mereka”. Sahabat bertanya. “Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nashrani yang Tuan maksudkan?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Siapa lagi?” (kalau bukan mereka). (HR. Muslim)


    Keterangan


    Umat Islam akan mengikuti jejak langkah atau “cara hidup” orang-orang Yahudi dan Nashrani, hingga dalam urusan yang kecil dan yang remeh sekalipun. Contohnya, jikalau orang Yahudi dan Nashrani masuk ke lubang biawak yang kotor dan sempit sekali pun, orang Islam akan terus mengikuti mereka.
    Pada zaman sekarang, kita dapat melihat kenyataan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini. Banyak orang Islam yang kehilangan pegangan di dalam kehidupan. Mereka banyak meniru “cara hidup” Yahudi dan Nashrani, baik disedari atau pun tidak disedari. Banyak orang Islam yang telah terperangkap dalam tipu muslihat Yahudi dan Nashrani dan ada pula yang sekaligus menjadi alat untuk kepentingan mereka. Ya Allah ! Selamatkan kami dari mereka.


    Hadis Ke Enam:
    AKAN LAHIR GOLONGAN ANTI HADIS


    Dari Miqdam bin Ma’dikariba Ra. ia berkata: Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Hampir tiba suatu zaman di mana seorang lelaki yang sedang duduk bersandar di atas kurusi kemegahannya, lalu disampaikan orang kepadanya sebuah hadis dari hadisku maka ia berkata: “Pegangan kami dan kamu hanyalah kitabullah (Al-Quran) sahaja. Apa yang dihalalkan oleh Al-Quran kami halalkan. Dan apa yang ia haramkan kami haramkan”. (Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melanjutkan sabdanya): “Padahal apa yang diharamkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam samalah hukumnya dengan apa yang diharamkan Allah Subhanhu wa Ta’ala”. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah) .


    Keterangan


    Lelaki yang dimaksudkan di dalam Hadis ini ialah seorang yang mengingkari kedudukan Hadis sebagai sumber hukum yang kedua setelah Al-Quran. Ia hanya percaya kepada Al-Quran sahaja. Baginya, Hadis bukan menjadi sumber hukum dan tempat rujukan. Golongan ini dianggap telah keluar dari ikatan Agama Islam. Kerana ia tidak akan dapat memahami Al-Quran jika tidak kembali kepada Hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Al-Quran banyak menyebutkan garis-garis besar ajaran Islam dan dalam bentuk global, maka Hadislah yang berfungsi untuk memperincikan isi dan kandungan ayat-ayatnya serta menerangkan perkara yang sukar difahami. Oleh kerana itu, syariat tidak akan sempurna kalau hanya dengan Al-Quran sahaja, tetapi ia mesti disertai dengan Hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.


    Hadis Ke Tujuh:
    GOLONGAN YANG SENTIASA MENANG


    Dari Mughirah bin Syu’bah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sentiasa di kalangan umatku ada golongan yang selalu menang (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah pada suatu waktu yang dikehendaki Allah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mereka sentiasa menang. (HR. Bukhari)


    Keterangan


    Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan Umat Islam ini umat yang terakhir sekali. Oleh sebab itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berjanji akan memelihara kitab-Nya (Al-Qur’an) dan berjanji untuk melahirkan generasi demi generasi yang akan memikul tugas dakwah hingga tetap wujud golongan mukminin di permukaan bumi ini.



    Kalau kita teliti sejarah Umat Islam mulai zaman pennulaan pengembangannya hingga hari ini, kita akan mendapatkan Umat Islam telah teruji sepanjang sejarah dengan ujian yang berat-berat. Ujian itu dimulai dari golongan Musyrikin di Makkah, Munafiqin, Yahudi dan Nashrani di Madinah, seterusnya gerakan riddah, Majusi yang berselimutkan Islam, golongan Bathiniyah, pengaruh falsafah dan pemikiran Yunani, serangan bangsa Mongol dan bangsa Tartar yang menghancurkan peradaban Islam di Baghdad pada pertengahan abad keenam Hijriyah. Begitu pula halnya dengan pembunuhan terhadap kaum Muslimin ketika jatuhnya kerajaan Islam di Andalus (Spanyol) dan seterusnya disambung dengan pengaruh-pengaruh penjajahan Barat terhadap dunia Islam, gerakan Zionis Yahudi dan missionary Nashrani yang mempunyai peralatan dan kemudahan yang banyak dan seterusnya serangan di segi pemikiran dan kebudayaan. Walaupun ujian yang sangat dahsyat melanda Umat Islam di sepanjang sejarah, namun mereka masih wujud dan masih mempunyai identiti dan peranan yang hebat di dalam peta dunia hari ini.



    Walaupun dewasa ini ada di kalangan Umat Islam yang tidak menghiraukan Urusan agama, tetapi masih ada golongan yang bersungguh~sungguh untuk mempelajari agama dan memperjuangkannya. Walau pun banyak di kalangan Umat Islam yang telah rosak moral dan akhlaknya, tetapi masih ada golongan yang berakhlak tinggi dan berbudi luhur. Walaupun berbagai syiar Islam diejek-enjek di beberapa tempat, tetapi di tempat lain syiar Islam masih gagah dan teguh. Walaupun pejuang-pejuang Islam ditindas dan disiksa pada suatu tempat, tetapi di tempat lain mereka disanjung dan dihormati. Begitulah seterusnya Umat Islam tidak akan lenyap dari permukaan bumi ini, hingga sampai pada waktu yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka pada waktu itu Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mematikan semua orang Islam dengan tiupan angin yang mematikan setiap jiwa yang beriman. Dan yang tinggal setelah itu hanyalah orang-orang jahat atau orang kafir. Pada waktu itulah akan terjadi hari qiamat.


    Hadis Ke lapan:
    PENYAKIT UMAT-UMAT DAHULU TIMBUL KEMBALI


    Dari Abu Hurairah Ra .. katanya: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Umatku akan ditimpa penyakit-penyakit yang pemah menimpa umat-umat dahulu. ” Sahabat bertanya, “Apakah penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Penyakit-penyakit itu ialah :

    (1 )terlalu sombong,

    (2) terlalu mewah,

    (3) mengumpulkan harta sebanyak mungkin,

    (4) tipu- menipu dalam merebut harta benda dunia,

    (5) saling memarahi,

    (6) dengki-mendengki, sehingga jadi zalim menzalimi. ” (HR. Hakim)


    Keterangan


    Penyakit-penyakit yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tadi telah banyak kita lihat di kalangan kaum muslimin hari ini. Di sana sini kita melihat penyakit ini menular dalam masyarakat dengan ganasnya. Dunia Islam dilanda krisis rohani yang sangat halus dan merisaukan. Dengan kekosongan jiwa itulah mereka terdorong untuk mencari harta benda sebanyak-banyaknya untuk memuaskan hawa nafsu. Maka apabila hawa nafsu dituruti tentunya mereka akan menggunakan segala cara dan tipu muslihat. Pada saat ini, hilanglah nilai-nilai akhlak, yang masih ada hanyalah kecurangan, khianat, dengki mendengki dan sebagainya. Marilah kita renungkan maksud Hadis ini, dan marilah kita memperhitungkan diri sebelum kita diperhitungkannya di hadapan Allah pada hari qiamat nanti.

    Hadis Ke sembilan:


    ISLAM KEMBALI ASING


    Dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; “Islam mulai berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR. Muslim)


    Keterangan


    Islam mulai tersebar di Mekkah dalam keadaan sangat asing. Sangat sedikit penganut dan penyokongnya kalau dibandingkan dengan musuhnya. Kemudian setelah itu Islam tersebar ke seluruh pelusuk dunia sehingga dianuti oleh dua pertiga penduduk dunia. Kemudian Islam kembali asing dan dirasa ganjil dari pandangan dunia, bahkan dari pandangan orang Islam sendiri. Sebagian dari orang Islam merasa ganjil dan aneh bila melihat orang Islam yang iltizam (komitmen) dengan Islam dan mengamalkan tuntutan Islam yang sebenamya.


    Seorang yang iltizam dengan Islam dipandang rendah oleh masyarakat dan sukar untuk diterima sebagai individu yang sihat. Contohnya, kalau ada sesuatu program kemasyarakatan kemudian masuk waktu solat, tiba-tiba ada orang yang minta izin untuk menunaikan solat, maka tindakan itu dianggap tidak sopan dan kurang wajar. Sedangkan orang yang tidak solat sambil bersenda- gurau ketika orang lain sedang solat tidak dianggap sebagai perbuatan yang salah dan terkutuk.
    Begitulah seterusnya nasib Islam di akhir zaman. Ia akan terasing dan tersisih dari masyarakat, bahkan tersisih dari pandangan orang Islam sendiri yang mengaku sebagai Umat Islam dan marah jika dikatakan dia bukan orang Islam.


    Hadis Ke sepuluh:


    BAHAYA KEMEWAHAN

    Dari Ali bin Abi Thalib Ra.; “Bahwasanya kami sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus’ab bin Umair Ra .. dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang yang bertambal dengan kulit. Semasa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat kepadanya. Baginda menangis dan menitiskan air mata kerana mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada di Mekkah dahulu (kerana sangat dimanjakan oleh ibunya), dan kerana memandang nasib Mus’ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekkah).



    Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bagaimanakah keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi di waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi di waktu petang dengan pakaian yang lain pula. Dan bila diberikan satu hidangan, diletakkan pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu Kaabah?. Maka jawab sahabat, “Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami di waktu itu lebih baik dari pada keadaan kami di hari ini. Kami akan memberikan perhatian sepenuhnya kepada masalah ibadat sahaja dan tidak bersusah payah lagi untuk mencari rezeki”. Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak! Keadaan kamu hari ini adalah lebih baik daripada keadaan kamu pada hari tersebut “. (HR. Tirmizi)


    Keterangan


    Dalam Hadis ini Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menerangkan umatnya pada suatu waktu akan mendapat kekayaan dan kesenangan dalam kehidupan. Di waktu pagi memakai satu pakaian dan di waktu petang memakai pakaian yang lain pula. Hidangan makan tidak putus-putus. Rumah-rumah mereka indah dan dihias dengan beraneka ragam perhiasan. Dalam keadaan demikian kita juga mungkin akan berkata seperti perkataan sahabat; di mana kalau segalanya sudah sempurna, maka mudahlah hendak melaksanakan ibadat. Tetapi Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “Keadaan serba kekurangan itu adalah lebih baik untuk kita,” ertinya lebih memberikan kesempatan untuk kita melakukan ibadat.

    Kemewahan hidup banyak menghalangi seseorang dari berbuat ibadat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala., seperti yang berlaku hari ini.


    Segala yang kita miliki walaupun tidak melebihi keperluan, namun rasanya sudah mencukupi. Tetapi, bila dibandingkan dengan kehidupan para sahabat, kita jauh lebih mewah dari mereka, sedangkan ibadat kita sangat jauh ketinggalan. Kekayaan dan kemewahan yang ada, sering kali menyibukkan dan menghalangi kita dari berbuat ibadah. Kita sibuk mengumpulkan harta, juga sibuk menjaganya dan sibuk untuk menambah lebih banyak lagi. Tidak ubahnya seperti apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Seandainya seorang anak Adam itu telah mempunyai satu lembah emas, dia berhasrat atau bercita-cita untuk mencari lembah yang kedua, sehingga ia dimasukkan ke dalam tanah (menemui kematian).”

    Begitulah gambaran kerakusan manusia dalam mengumpulkan harta kekayaan. Ia senantiasa mencari dan menambah, sehingga ia menemui kematian. Maka ketika itu, barulah ia menyedari diri dengan seribu satu penyesalan. Tetapi waktu itu penyesalan sudah tidak berguna lagi pada waktu tersebut, janganlah kita lupa daratan dalam mencari harta kekayaan. Tidak peduli halal atau haram, yang penting harta dapat dikumpulkan. Tidak peduli waktu solat, bahkan semua waktu digunakan untuk mengumpulkan kekayaan. Biarlah kita mencari harta benda dunia sekadar keperluan sahaja. Kalau berlebihan boleh digunakan untuk menolong orang lain yang kurang berkemampuan dan selalulah bersedekah, sebagai simpanan untuk hari akhirat. Orang yang bijaksana adalah orang yang mempunyai perhitungan untuk waktu akhiratnya dan ia menjadikan dunia ini tempat bertanam dan akhirat tempat memetik buahnya.