Sepertinya tidak perlu dibahas lagi
bagaimana jasa seorang ibu terhadap anak-anaknya, tetesan keringat dan
air matanya terus menglir saat seorang ibu melahirkan, merawat dan
membesarkan kita sampai kita bisa tumbuh besar seperti saat ini. Kiranya
menjadi sebuah kehormatan dimana ada suatu hari yang dinamakan dengan
hari ibu namun tidak pernah ada hari yang disebut dengan hari bapak.
1. Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, mengatakan:
سَأَلْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الْعَمَلِ
أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ « الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا » . قَالَ ثُمَّ
أَىُّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ » .قَالَ ثُمَّ أَىّ قَالَ «
الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قَالَ حَدَّثَنِى بِهِنَّ وَلَوِ
اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى
“Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya’. Lalu aku
bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengatakan, ‘Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.’ Lalu aku
mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.”
Lalu Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam memberitahukan hal-hal tadi kepadaku. Seandainya aku
bertanya lagi, pasti beliau akan menambahkan (jawabannya).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata: Tatkala
gerhana matahari terjadi di masa Rasulullah saw. (manusia) diseru dengan
seruan: "as-shalaatu jaami`atan" (marilah salat berjamaah). Rasulullah
saw. melakukan dua kali rukuk dalam satu rakaat. Kemudian berdiri dan
melakukan dua kali rukuk dalam satu rakaat (yang terakhir). Kemudian
matahari nampak kembali Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 1515
Hadis riwayat Abu Masud Al-Anshari ra., ia berkata: Rasulullah
saw. bersabda: Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua tanda di
antara tanda-tanda kebesaran Allah. Dengan kedua ayat tersebut Allah
membuat rasa takut kepada hamba-hamba-Nya. Keduanya tidaklah terjadi
gerhana karena kematian seorang manusia. Karena itu bila kalian
melihatnya, salat dan berdoalah kepada Allah sampai hilang yang
menakutkan kalian Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 1516
Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata: Tatkala
terjadi gerhana matahari di masa Nabi saw., beliau bangkit terkejut,
takut terjadi kiamat sampai beliau menuju mesjid. Beliau melakukan salat
dengan rukuk dan sujud yang lama sekali. Tidak pernah aku melihatnya
melakukan salat seperti itu. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya ini
adalah tanda-tanda kebesaran yang dikirimkan Allah, gerhana ini terjadi
bukan karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi Allah yang
mengirimkannya untuk menakut-nakuti hamba-
hamba-Nya. Oleh sebab itu,
bila kalian melihatnya, maka bersegeralah ingat kepada-Nya, berdoa dan
mohon ampunan-Nya Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 1518
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.: Bahwa
ia dikabarkan dari Rasulullah saw., bahwa beliau bersabda: Sesungguhnya
matahari dan bulan tidak terjadi gerhana karena kematian atau kelahiran
seseorang, tetapi keduanya termasuk tanda kebesaran Allah. Maka jika
kalian melihat gerhana, kerjakanlah salat Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 1521
Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra., ia berkata: Pada
masa Rasulullah saw. pernah terjadi gerhana matahari pada hari kematian
Ibrahim. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan
adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak
gerhana disebabkan kematian atau kelahiran seseorang. Oleh sebab itu,
apabila kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah dan tunaikan
salat hingga matahari nampak kembali Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 1522
Rasulullah SAW telah menerangkan sifat-sifat Surga yang
dijanjikan Allah kepada orang-orang yang bertaqwa dengan keterangan yang lengkap.
Keterangan ini membuat tenteram
hati orang-orang yang beriman. Orang-orang yang shalih merasakan
kenikmatan dengan mengetahuinya, sementara orang-orang yang bertaubat
merasakan kesenangan dengan mengingatnya.
1. Orang yang Pertama Kali Masuk Surga
Dari
Annas bin Malik radiyallahu ‘anhu, ia berkata bawa Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Pada hari Kiamat nanti, aku
akan mendatangi pintu Surga, kemudian aku meminta untuk dibukakan
(pintunya), maka penjaganya bertanya : ‘Siapa Anda?’ Aku menjawab :
‘Muhammad’. Selanjutnya dia berkata : ‘Hanya untukmu aku diperintahkan
agar membuka pintu ini dan dilarang bagi seorangpun sebelummu”. (HR.
Muslim no. 188).
Dari Hudzaifah radiyallahu ‘anhu, ia berkata
bawa Rasulullah bersabda : “Semua anak adam berada di bawah panjiku pada
hari Kiamat, dan aku orang pertama yang dibukakan pintu Surga”. (lihat
Shahiihul Jaami’ no. 6995). 2. Sifat Rombongan Pertama yang masuk Surga
Dari
Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya orangyang pertama kali masuk Surga laksana bulan di malam
pertama. Orang yang masuk setelah mereka laksana bintang yang sangat
terang di langit yang cerah. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang
air besar, tidak beringus, dan tidak meludah. Sisir mereka terbuat dari
emas. Keringat mereka adalah minyak kesturi. Tempat BUKHUR (PEWANGI
RUANGAN DAN TUBUH) mereka adalh batang kayu gaharu. Isteri-isteri
merreka semuanya adalah bidadari,bentuk tubuh mereka semuanya sama yaitu
seperti bentuk tubuh bapak mereka Adam : tingginya enam puluh hasta di
langit”. (Muttafaq ‘alaih_Bukhari no.3327 dan Muslim no.2834). 3. Pintu-Pintu Surga
Dari
Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa menginfakkan sepasang hartanya (emas, perak dan lain-lain)
di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu Surga: ‘Wahai
hamba Allah, ini baik’. Barangsiapa yang termasuk ahli shalat,dia akan
dipanggil dari pintu ahli shalat. Siapa yang termasuk ahli jihad, akan
dipanggil dari pintu jihad. Siapa yang termasuk ahli puasa akan
dipanggil dari pintu ‘ar-Rayyan ‘. Siapa yang termasuk ahli sedekah akan
dipanggil dari pintu sedekah. Abu Bakar radiyallahu ‘anhu berkata:
‘Ayah ibuku menjadi tebusanmu Wahai Rasulullah, tidak mengherankan
orang-orang itu masing-masing dipanggil dari pintu tersebut, tetapi
apakah ada yang dipanggil dari seluruh pintu tersebut?’ Beliau menjawab:
‘Ya, semoga engkau termasuk dari mereka’”. (Muttafaq ‘alaih_Bukhari
no.1897 dan Muslim no.1027).
Dari Sahl bin Sa,ad ia berkata,
Rasulullah bersabda : “Di dalam surga ada delapan pintu, diantaranya ada
yang bernama ‘ar-Rayyan’. Pintu itu tidak dimasuki kecuali hanya oleh
orang-orang yang berpuasa”. (HR. Al-Bukhari no.3257)
4. Tidak Ada Kematian dalam Surga
Dari
Abu Sa’id dan Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda :
“Jika penduduk Surga sudah masuk ke Surga, maka ada yang berseru:
‘Sesungguhnya kalian akan hidup dan tidak akan mati, kalian akan tetap
sehat dan tidak akan sakit, kalian aka tetap muda tidak akan tua, kalian
juga akan selalu hidup senang dan tidak akan mendapat kesusahan”. (HR.
Muslim no.2837 diriwayatkan oleh Ahmad no.11905 dan at-Tirmidzi no.3246)
5. Kedudukan Penghuni Surga dan Tingkatan-Tingkatan Surga
Dari
Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda :
“Sipa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat dan
berpuasa di bulan Ramadhan, maka wajib bagi Allah untuk memasukkannya ke
Surga, baik dia hijrah di jalan Allah atau tetap tinggal di tanah
airnya. Para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah, bolehkah kita
memberitahukan ini kepada orang banyak?’ Beliau berkata: ‘Sesungguhnya
di Surga ada seratus tingkatan yang telah disediakan oleh Allah bagi
para Mujahidin fii Sabilillah, setiap dua tingkatan seperti jarak antara
langit dan bumi, maka jika kalin memohon kepada Allah, mohonlah Surga
‘Firdaus’ yang tinggi, karena Surga Firdaus itu ada di tengah-tengah
Surga dan paling atas, dan di atsnya terdapat ‘Arsy ar-Rahman. Dari san
sungai-sungai mengalir’ “. (HR. Al-Bukhari no.7423_lihat juga Shahiihul
Jaami’ no.7873)
Jihad yang dimaksud adalah sebenar-benarnya
jihad, bukab jihad menurut pemahaman mereka yang membuat kerusakan di
muka bumi dengan menggunakan bom (kecuali bom tersebut diledakkan di
daerah orang-orang kafir dalam peperangan yang benar-benar memerangi
islam secara nyata, seperti di Palestina dan negara-negara lain dan juga
di negara kita ini). Ironisnya peristiwa yang ter jadi di negara kita
ini, mereka (pelaku bom) bangga dengan apa yang mereka lakukan. Mereka
beranggapan perbuatan mereka adalah Jihad fii Sabilillah. Allahu ‘alam
itu adalah urusan mereka dengan Allah.
6. Sifat-Sifat Penduduk Surga
Dari
Mu’adz bin Jabal radiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi
wasallam bersabda : “Penghuni Surga akan masuk Surga dengan tubuh dan
wajah yang tidak berbulu dan bercelak, mereka berumur 30 tahun atau 33
tahun.” (Shahiihul Jaami’ no.7928).
Dari Abu Hurairah radiyallahu
‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Akan masuk Surga
sekelompok kaum yang hati mereka seperti burung (yaitu dari isi
kelembutan, ketakutan dan kehormatan)”. (Shahiihul Jaami’ no.7924).
Dari
Anas bin Malik, dari Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :”Orang
mukmin di Surga akan diberi kekuatan sekian dan sekian dalam urusan
jima’ (bersetubuh). Ada sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah dia
mampu untuk itu?’ Nabi menjawab: ‘Dia akan diberi seratus kekuatan’”.
(Shahiihul Jamii’ no.7962).
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu
ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Siapa yang masuk Surga akan
hidup senang dan tidak akan mengalami kesussahan, pakaiannya tidak akan
lusuh dan masa mudanya tidak akan sirna.” (HR. Muslim
no.2836_dikeluarkan juga oleh Ahmad no.8835,9290). 7. Wanita-Wanita Penduduk Surga
Dari
Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shollallahu
‘alaihi wasallam bersabda :”Berangkat pagi-pagi atau siang hari di jalan
Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Sungguh tempat satu hasta
kalian di Surga lebih baik daripada dunia dan seisinya. Kalaulah
seorang wanita penduduk Surga menampakkan dirinya kepada penduduk dunia,
niscaya dia akan menerangi antara keduanya dan bumi akan penuh dengan
wewangian. Sungguh, penutup kepalanya lebih baik daripada dunia dan
seisinya”. (HR. Al-Bukhari).
Dari Abdullah bin Umar radiyallahu
‘anhu, Rasulullah bersabda: “Ssungguhnya para isteri penghuni Surga
bernyanyi untuk suami-suami mereka dengan suara yang sangat merdu, yang
tidak pernah di dengar oleh siapapun. Diantara bait yang mereka
dendangkan :
Kami adalah wanita-wanita yang cantik jelita
Kami para isteri kaum yang mulia
Kami melihat dengan mata yang indah
Demikian juga di antara bait yang mereka dendangkan adalah :
Kami adalah wanita-wanita abadi
yang tidak akan mati
kami adalah wanita-eanita yang merasa aman
tidak merasa takut
kami adalah wanita-wanita yang menetap
tidak akan berpindah.”
(Shahiihul Jaami’ no.1557)
8. Makanan dan Minuman Penghuni Surga
Dari
Jabir radiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda : “Para penduduk
Surga akan makan dan minum di dalamnya, mereka tidak buang air besar,
tidak beringus dan tidak buang air kecil. Akan tetapi makanan mereka
menghasilkan sendawa yang wanginya sewangi minyak kesturi. Mereka
diberikan insting untuk bertasbih dan bertahmid seperti kalian diberi
insting untuk bernafas.” (HR. Muslim no.2835_diriwayatkan oleh Ahmad
no.14408, Abu Dawud no.4741).
Dari Muawiyah bin Haidah ia
berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya di Surga ada lautan Air,
lautan madu, lautan susu, lautan khamr, kemudian darinya sungai-sungai
mengalir.” (Shahiihul Jaami’ no.2118).
Dari Anas ia berkata,
Rasulullah bersabda : “Apakah kalian tahi apa ‘al-Kautsar’ itu?
al-Kutsar adalah sungai yang diberikan kepadaku dari Rabbku di Surga.
Dia memiliki banyak kebaikan, ummatku akan mendatanginya pada hari
kiamat, jumlah bejananya sebanyak jumlah binyang di langit. Ada seorang
hamba yang dicegah bergabung dengan mereka, maka akupun memprotes :
‘Wahai Rabbku, dia adalah bagian dari ummatku’, lalu aka dijawab:
‘Engkau tidk tahu apa yang mereka lakukan setelah engkau meninggal’”.
(Shahiihul Jaami’ no.6904).
9. Pemandangan di Surga
Di
Surga ada kenikmatan yang abadi, kebaikan yang merata, dan Rahmat dari
Allah ar-Rahman dan ar-Rahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
Di sana ada dipan-dipan tinggi yang terlihat bersih dan suci, ada
gelas-gelas yang tertata rapi yang disediakan untuk minum, tidak perlu
diminta dan dipersiapkan. Ada bantal-bantal dan tilam-tilam untuk
beralaskan di waktu santai. Di sana terhampar karpet-karpet dan
sajadah-sajadah untuk perhiasan dan bersuka ria.
Semua nikmat
yang disebutkan dalam Kitabullah atau Sunnah Nabi-Nya, namanya sama
dengan yang dilihat di dunia. Tetapi…, ketika benda-benda ini disebut
namanya, hanyalah sebagai penamaan saja agar bisa dipahami penduduk
dunia. Adapun yang sebenarnya dan hakekat kesenangan-kesenangan tersebut
diserahkan kepada Allah yang Mahaagung, Mahabijaksana, lagu Yang
menegakkan seluruh langit dan bumi. Adapun karakter kenikmatan Surga
diserahkan kepada cita rasa kenikmatan di sana, sesuai dengan cita rasa
orang-orang yang Allah berikan cita rasa tersebut kepada mereka.
Kehidupan
penduduk Surga di sana semua berisi kesejahteraan, diliputi dan
diliputi kemakmuran. Para Malaikat mengucapkan salam sejahtera kepada
penduduk Surga dalam keadaan yang sentosa, mereka saling mengucapkan
salam satu dengan yang lainnya, dan mereka dikirimi salam oleh
ar-Rahman. Suasananya seluruhnya mencerminkan kedamaian. (lihat
Al-Yaumul Akhir fii Zhilaalil Qur’qn, hal.321-323 dengan ringkas). a. Kamar-Kamar di Surga
Dari
Abu Sa’id al-Kuhudri radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya para penduduk Surga berusaha untuk melihat
penhuni-penghuni kamar yang ada di atas mereka, sebagaimana kalian
berusaha melihat bintang yang bergemerlapan cahanya di langit sebelah
timur atau barat karena perbedaan keutamaan di antara mereka. Para
sahabat bertanya : “‘Wahai Rasulullah, apakah itu kedudukan para Nabi
yang tidak mungkin dapat dicapai oleh selain mereka?’ Beliau menjawab:
‘Tentu, demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, mereka adalah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul”. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Dari Abu Malik al-Asy’ari, bahwa Nabi bersabda: “Di
Surga ada kamar-kamar yang bagian luarnya bisa dilihat dari dalam dan
sebagian dalamnya bisa dilihat dari luar. Itu disediakan Allah bagi
orang yang memberikan makanan, melembutkan ucapan, selalu berpuasa dan
shalat di waktu malam ketika manusia sedang terlelap tidur”.(Shahiihul
Jaami’ no.2119).
b. Kemah-Kemah, Taman-Taman dan Tanah Surga
taman1
Dari Abu Musa al-Asy’ari radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: “Bagi
orang mukmin di Surga ada sebuah kemah dari mutiara yang berlubang.
Panjangnya enam puluh mil, di dalamnya orang-orang mukmin diberi
isteri-isteri yang apabila ia menggilir mereka, masing-masing tidak
melihat yang lainnya”. (Muttafaq ‘alaih).
c. Pohon di Surga
Dari
Abu Sa’id al-Kuhudri radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda : “Di Surga
ada dua pohon yang apabila orang melintasinya dengan naik kuda yang
terlatih dan cepat selama seratus tahun, niscaya tidak akan selesai
melewatinya.” (Muttafaq ‘alaih).
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda :
ﻣﺎ ﻓﻲﺍﻟْﺠﻨﺔِ ﺷﺠﺮَﺓٌ ﺇﻻَّ ﻮَﺳﺎ ﻗﻬﺎ ﻣﻦْ ﺬَﮪﺏ
“Tidak ada sebuah pohonpun di Surga, melainkan batangnya terbuat dari emas”. (Shahiihul Jaami’ no.5523).
d. Pasar di Surga
Dari
Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shollallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :” Di Surga ada sebuah pasar yang diadakn
hanya pada hari jum’at. Maka keika itu angin berhembus dari utara
kemudian menerpa wajah-wajah mereka hingga menjadikannya semakin indah,
merekapun kembali kepada isteri-isteri mereka dalam keadaan yang semakin
bagus dan tampan, maka isteri-isteri mereka berkata: ‘Demi Allah,
kalian semakin bagus dan tampan setelah meninggalkan kami.’Mereka juga
berkata: ‘Kalian juga semakin bagus dan cantik setekah kami tinggalkan”.
(HR. Muslim).
e. Istana-Istananya
Dari Jabir bin
‘Abdullah radiyallahu ‘anhu, Nabi bersabda : “Aku masuk Surga, ternyata
di sana ada sebuah istana dari emas, maka aku bertanya: ‘Milik siapa
istana ini?’ mereka berkata: ‘Milik seorang pria Quraisy’. Aku mengira
orang itu adalah diriku, maka aku bertanya: ‘Siapa dia?’ mereka
menjawab: ‘Umar bin al-Khathab’. Ketika itu tidak ada yang menghalangiku
untuk memasukinya, melainkan aku tahu rasa cemburumu. ‘Umar berkata:
‘Apakah pantas aku cemburu kepadamu, wahai Rasulullah?”. (Muttafaq
‘alaih).
f. Sungai-Sungainya
Dari Anas bin Malik
radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi bersabda : “Aku masuk ke Surga,
ternyata di sana ada sungai yang di pinggirnya ada kemah-kemah yang
terbuat dari mutiara. Maka aku memukulkan tanganku ke air yang mengalir
itu, ternyata airnya adalah minyak kesturi yang sangat harum, lalu akau
bertanya : ‘Apa ini, Wahai Jibril?’ Jibril menjawab: ‘Ini adalh kautsar
yang diberikan Allah kepadamu.” (Shahiihul Jaami’ no.3260).
10. Kenikmatan Penghuni Surga yang Paling Agung
Dari
Shuhaib bin Sinan ia berkata, bahawa Rasulullah bersabda : “Bila
penduduk Surga telah masuk Surga dan penduduk Neraka telah masuk Neraka,
maka ada yang berseru : ‘Wahai penduduk Surga, sesungguhnya kalian
memiliki janji di sisi Allah yang ingin Dia tunaikan kepada kalian’,
maka mereka bertanya : ‘Apakah itu?’ bukankah Allah telah memberatkan
timbangan amal kebaikan kami, memasukkan kami ke Surga dan menyelamatkan
kami dari Neraka?’ Maka disingkaplah tirai, merekapun melihat kepada
Allah. Demi Allah, Allah tidak pernah memberikan sesuatu yang paling
mereka cintai dan yang paling menyejukkan pandangan mereka dai pada
melihat-Nya.” (Shahiihul Jaami’ no.535_lihat juga Syarhul ‘Aqidah
ath-Thahaawiyyah, hal.144 dan Mawaariduzh-Zham-aan “IV/131-136″). 11. Penduduk Surga yang Paling Rendah dan Paling Tinggi Derajatnya
Dari
al-Mughirah bin Syu’bah ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Musa
bertanya kepada Rabbnya : ‘Siapa penduduk Surga yang paling rendah
tingkatannya?’ Allah menjawab : ‘Seseorang yang datang setelah seluruh
penduduk Surga masuk ke Surga.’ Maka dikatakan kepadanya : ‘Masuklah ke
dalam Surga.’ Orang itu berkata : ‘Bagaimana caranya,Wahai Rabbku?
semuanya telah menempati tempatnya dan mengambil bagiannya’ maka
dikatakan kepadanya : ‘Apakah kamu rela bila memiliki kerajaan seperti
milik seorang raja di dunia?’ Orang itu menjawab : ‘Tentu..aku rela
wahai Rabbku.’
Allah berkata kepadanya : ‘Inilah bagianmu dan yang
semisalnya, semisalnya dan semisalnya lagi. Pada yang kelima kalinya dia
berkata :‘Tentu..aku rela wahai Rabbku.’ Selanjutnya Allah berkata :
‘Ini adalh bagianmu dan sepuluh kali lipatnya. Bagimu pula segala apa
yang diingini oleh jiwamu dan yang menyenangkan pandanganmu.’ Maka dia
berkata : ‘Aku rela wahai Rabbku, siapa yang paling tinggi derajatnya?’
Mereka orang-orang yang aku pilih. Aku menanam kemuliaan mereka dengan
tangan-Ku sendiri dan Aku tutup dengannya. Kenikmatan itu tidak pernah
dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas
dalam hati manusia.” (HR. Muslim).
Yazid
Ar-Raqqsyi meriwayatkan dari Anas bin Malik “Malaikat Jibril datang
kepada Rasulullah pada waktu yang tidak biasa dengan raut muka yang
berbeda dari biasanya. Rasulullah bertanya: Wahai Jibril, kenapa Aku
melihat raut mukamu berbeda?
Jibril menjawab, "Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah
memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang
mengetahui bahwa -- neraka, siksa kubur dan siksa Allah itu sangat
dasyat-- untuk bersenang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman itu."
Rasulullah menjawab: "Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka itu kepadaku."
Jibril berkata: "Baik, ...Ketika Allah swt menciptakan neraka, apinya
dinyalakan seribu tahun hingga berwarna hitam pekat, nyala dan baranya
tidak pernah padam."
"Demi Dzat yang mengutus engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya
neraka itu berlubang sebesar lubang jarum, niscaya segenap penghuni
dunia akan terbakar karena panasnya."
"Demi Dzat yg mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya
ada baju penghuni neraka itu digantung diantara langit dan bumi, niscaya
semua penghuni dunia akan mati karena bau busuk dan panasnya."
"Demi Dzat yg mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta
dari mata rantai sebagaimana yang disebutkan didalam al qur’an
diletakkan di puncak gunung, niscaya bumi sampai kedalamnya akan
meleleh."
"Demi Dzat yang mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada
seorang berada di ujung barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang
berada di ujung timur akan terbakar karena panasnya."
Neraka itu mempunyai 7 pintu dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan perempuan.
Rasulullah bertanya; “Apakah pintu-pintu itu seperti pintu kami?”
Jibril menjawab; “Tidak.Pintu itu selalu terbuka dan pintu yang satu
berada dibawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu yang
lain sejauh perjalan 70 tahun. Pintu yang dibawahnya lebih panas 70 x
lipat dari pintu yang diatasnya."
hadis RASULULLAH tentang Akhir zaman Hingga Tanda hari kiamat Besar.
Rasulullah S.A.W. "Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda
1 Asap yg akan mematikan orang-orang yg beriman dan bertakwa
2 Dajjal bermata 1.
3 Binatang melata di bumi( DABBAH )
4 Terbitnya matahari sebelah barat
5 Turunnya Nabi Isa A.S & Imam mahdi.
6 Keluarnya Yakjuj dan Makjuj
7 Gerhana di timur
8 Gerhana di barat
9 Gerhana di jazirah Arab
10 Keluarnya api dari kota Yaman menghalau manusia ke tempat pengiringan mereka ( YAUMUL AKHIR ) .
Beberapa
tanda kiamat kubra lainnya adalah keluarnya Ya'juj dan Ma'juj,
terbitnya matahari dari arah barat, dan keluarnya api dari Yaman yang
menggiring manusia ke tempat perkumpulan mereka, yaitu negeri Syam.
Hadis Pertama:
JANGAN MUDAH MENYALAHKAN ORANG LAIN
Dari
Abu Hurairah Ra., bahawasanya Rasullullah SAW bersabda: “Jika ada
seseorang berkata, “orang banyak (sekarang ini) sudah rosak, maka orang
yang berkata itu sendiri yang paling rosak di antara mereka.” (HR.
Muslim)
Keterangan
Imam
Nawawi ketika menulis Hadis ini dalam kitab Riyadus-Solihin, beliau
memberikan penjelasan seperti berikut: “Larangan seperti di atas tadi
(larangan mengatakan orang banyak telah rosak) adalah untuk orang yang
mengatakan sedemikian rupa dengan tujuan rasa bangga pada diri sendiri,
sebab dirinya tidak rosak, dengan tujuan merendahkan orang lain dan
merasa dirinya lebih mulia daripada mereka. Maka yang demikian ini
adalah haram.
Adapun orang yang
berkata seperti ini kerana ia melihat kurangnya perhatian orang banyak
terhadap agama mereka serta didorong oleh perasaan sedih melihat nasib
yang dialami oleh mereka dan timbul dari perasaan cemburu terhadap
agama, maka perkataan itu tidak ada salahnya.
Hadis
ini sengaja diletakkan di permulaan buku ini supaya menjadi suatu
peringatan kepada Umat Islam apabila menerangkan Hadis-hadis akhir
zaman seperti apa yang dituliskan di sini yang banyak menyingkap
tentang kemunduran umat Islam dan kerosakan moral mereka. Oleh kerana
itu, kita cuba mengaitkan hadis-hadis tersebut dengan realiti umat
Islam dewasa ini, maka janganlah kita merasa bangga dan ‘ujub dengan
diri sendiri, bahkan hendaklah kita menegur diri kita masing-masing dan
jangan senang menuding jari ke arah orang lain. Walaupun kerosakan
moral umat Islam dewasa ini perlu dibicarakan untuk tujuan memulihkan,
namun penyingkapannya itu perlu dalam bentuk yang sihat dan dengan
perasaan yang penuh kasih sayang serta dengan rasa cemburu terhadap
agama, bukan dengan perasaan bangga diri dan memandang rendah kepada
orang lain. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan limpah karuniaNya mencucuri kita rahmat, taufiq dan hidayah.
Hadis Kedua:
MENGAPA DUNIA ISLAM MENJADI SASARAN PEMUSNAHAN
Dari
Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy (isteri Rasulullah SAW ), beliau
berkata:” (Pada suatu hari) Rasulullah SAW masuk ke dalam rumahnya
dengan keadaan cemas sambil bersabda: “La ilaha illallah, celaka
(binasa) bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir
menimpa mereka. Pada hari ini telah terbuka bagian dinding Ya’juj dan
Ma’juj seperti ini” dan Baginda mendekatkan hujung ibu jari dengan
hujung jari yang sebelahnya (jari telunjuk) yang dengan itu
mengisyaratkan seperti bulatan. Saya (Zainab binti Jahsy) lalu bertanya:
Ya Rasulullah! Apakah kami akan binasa, sedangkan di kalangan kami
masih ada orang-orang yang soleh?” Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: Ya, jikalau kejahatan sudah terlalu banyak.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Keterangan
Hadis
di atas menerangkan, apabila di suatu tempat atau daerah sudah terlalu
banyak kejahatan, kemungkaran dan kefasikan, maka kebinasaan akan
menimpa semua orang yang berada di tempat tersebut. Tidak hanya kepada
orang jahat sahaja, tetapi orang-orang soleh juga akan dibinasakan,
walaupun masing-masing pada hari qiamat akan diperhitungkan menurut
amalan yang telah dilakukan.
Oleh
kerana itu segala bentuk kemungkaran dan kefasikan hendaklah segera
dibasmi dan segala kemaksiatan hendaklah segera dimusnahkan, supaya
tidak terjadi malapetaka yang bukan sahaja akan menimpa orang-orang
yang melakukan kemungkaran dan kejahatan tersebut, tetapi juga akan
menimpa semua penduduk yang berada di tempat tersebut.
Dalam
hadis di atas walaupun disebutkan secara khusus tentang bangsa Arab
tetapi yang dimaksudkan adalah seluruh bangsa yang ada di dunia ini.
Tujuan disebutkan bangsa Arab secara khusus kerana Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri dari kalangan mereka dan yang
menerima Islam pada waktu pennulaan pengembangannya adalah kebanyakan
dari kalangan bangsa Arab dan sedikit demi sedikit dari bangsa lain.
Begitu pula halnya dalam masalah yang berkaitan dengan perkembangan
umat Islam banyak bergantung kepada maju-mundurnya bangsa Arab itu
sendiri. Selain itu, bahasa resmi Islam adalah bahasa Arab.
Kemudian
Ya’juj dan MaJuj adalah dua bangsa (dari keturunan Nabi Adam As.) yang
dahulunya banyak membuat kerosakan di permukaan bumi, lalu batas
daerah dan kediaman rnereka ditutup oleh Zulkarnain dan
pengikut-pengikutnya dengan campuran besi dan tembaga, maka dengan itu
mereka tidak dapat keluar, sehingga hampir tiba hari qiamat. Maka pada
waktu itu dinding yang kuat tadi akan hancur dan keluarlah kedua bangsa
itu dari kediaman mereka.lalu kembali membuat kerosakan di permukaan
bumi. Apabila peristiwa ini telah terjadi, itulah tanda hari qiamat
sudah dekat.
Hadis Ke Tiga:
SELURUH DUNIA DATANG MENGERUMUNI DUNIA ISLAM
Dari
Tsauban Ra. berkata Rasulullah SAW bersabda; “Hampir tiba suatu zaman
di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu
bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni talam hidangan mereka”.
Maka salah seorang sahabat bertanya, “Apakah kerana kami sedikit pada
hari itu?” Nabi Rasulullah SAW menjawab, “Bahkan kamu pada hari itu
banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan
mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan
Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’. Seorang
sahabat bertanya: “Apakah ‘wahan’ itu, hai Rasulullah?”. Rasulullah
menjawab: “Cinta dunia dan takut mati“. (HR. Abu Daud)
Keterangan
Memang
benar apa yang disabdakan Rasulullah SAW tersebut. Keadaan umat Islam
pada hari ini, menggambarkan kebenaran apa yang disabdakan oleh
Rasulullah SAW. Umat Islam walaupun mereka dalam jumlahnya banyak,
iaitu 1000 juta 1/5 penduduk dunia), tetapi mereka sering menjadi
tuduhan negatif dan menjadi alat permainan bangsa-bangsa lain. Mereka
ditindas, dipinjak-pijak, dibunuh dan sebagainya. Bangsa-bangsa dari
seluruh dunia walaupun berbeza agama, mereka bersatu untuk melawan dan
melumpuhkan kekuatan umat Islam.
Sebenarnya,
sebab kekalahan kaum Muslimin adalah dari dalam diri kaum Muslimin itu
sendiri, iaitu adanya penyakit “wahan” yang merupakan penyakit
campuran dari dua unsur yang sering wujud dalam bentuk kembar dua,
iaitu “cinta dunia” dan “takut mati”. Kedua penyakit ini tidak dapat
dipisahkan. “Cinta dunia” bermakna tamak, rakus, bakhil dan tidak mahu
menyumbangkan harta di jalan Allah SWT “Takut mati” bermakna senang
dengan kehidupan dunia dan tidak membuat persediaan untuk menghadapi
negeri akhirat dan tidak ada perasaan untuk berkorban dengan diri dan
jiwa dalam memperjuangkan agama Allah SWT.
Kita
berdoa semoga Allah SWT, menurunkan pertolongan (nusrah)Nya kepada
kaum muslimin dan memberikan kepada mereka kemenangan di dunia dan di
akhirat.
Hadis Ke Empat:
ILMU AGAMA AKAN BERANGSUR-ANGSUR HILANG
Dari
Abdullah bin Amr bin ‘Ash Ra. ia berkata: Aku mendengar Rasullullah
SAW bersabda,’ “Bahawasanya Allah SWT tidak akan mencabut
(menghilangkan) ilmu dengan sekaligus dari (dada) manusia. Tetapi Allah
SWT menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulamak. Apabila
tiada lagi para ulamak, orang banyak akan memilih orang-orang jahil
sebagai pemimpinnya. Apabila pemimpin yang jahil itu ditanya, mereka
akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan
orang lain.” (HR. Muslim)
Keterangan
Sekarang
ini para ulama sudah berkurang. Satu demi satu pergi meninggalkan
kita. Kalau peribahasa kita mengatakan, “patah tumbuh, hilang
berganti”, namun sangat sayang peribahasa ini tidak tepat berlaku
kepada para ulamak. Mereka patah lambat tumbuh, dan mereka hilang
lambat berganti. Sampailah suatu waktu nanti permukaan bumi ini akan
kosong dari Ulamak. Pada waktu itu sudah tidak bererti lagi kehidupan di
dunia ini. Alam penuh dengan kesesatan. Manusia telah kehilangan nilai
dan pegangan hidup. Sebenarnya, para ulamaklah yang memberikan makna
dan erti pada kehidupan manusia di permukaan bumi ini. Maka apabila
telah habis para ulamak, hilanglah segala sesuatu yang yang bemilai
untuk kehidupan dunia.
Akhir-akhir
ini kita telah melihat gejala zaman yang dinyatakan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tadi. Yakni bilangan para ulamak hanya
tinggal sedikit sahaja dan usaha untuk melahirkannya tidak mendapat
perhatian yang sewajamya. Pondok-pondok dan madrasah-madrasah kurang
mendapat perhatian dari cendekiawan. Mereka lebih mengutamakan
pelajaran di bidang keduniaan yang dapat meraih keuntungan harta benda
dunia. Inilah realiti masyarakat kita pada hari ini. Oleh sebab itu,
perlulah kita memikirkan hal ini dan mencari jalan untuk
menyelesaikannya.
Hadis Kelima: UMAT ISLAM IKUT JEJAK LANGKAH YAHUDI DAN NASHRANI
Dari
Abu Sa’id Al-Khudri Ra. ia berkata: Bahwasanya Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda: Kamu akan mengikuti jejak langkah umat-umat
sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga
jikalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu akan mengikuti mereka”.
Sahabat bertanya. “Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nashrani yang Tuan
maksudkan?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Siapa lagi?”
(kalau bukan mereka). (HR. Muslim)
Keterangan
Umat
Islam akan mengikuti jejak langkah atau “cara hidup” orang-orang
Yahudi dan Nashrani, hingga dalam urusan yang kecil dan yang remeh
sekalipun. Contohnya, jikalau orang Yahudi dan Nashrani masuk ke lubang
biawak yang kotor dan sempit sekali pun, orang Islam akan terus
mengikuti mereka. Pada zaman sekarang, kita dapat
melihat kenyataan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini.
Banyak orang Islam yang kehilangan pegangan di dalam kehidupan. Mereka
banyak meniru “cara hidup” Yahudi dan Nashrani, baik disedari atau pun
tidak disedari. Banyak orang Islam yang telah terperangkap dalam tipu
muslihat Yahudi dan Nashrani dan ada pula yang sekaligus menjadi alat
untuk kepentingan mereka. Ya Allah ! Selamatkan kami dari mereka.
Hadis Ke Enam: AKAN LAHIR GOLONGAN ANTI HADIS
Dari
Miqdam bin Ma’dikariba Ra. ia berkata: Bahwasanya Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Hampir tiba suatu zaman di
mana seorang lelaki yang sedang duduk bersandar di atas kurusi
kemegahannya, lalu disampaikan orang kepadanya sebuah hadis dari hadisku
maka ia berkata: “Pegangan kami dan kamu hanyalah kitabullah
(Al-Quran) sahaja. Apa yang dihalalkan oleh Al-Quran kami halalkan. Dan
apa yang ia haramkan kami haramkan”. (Kemudian Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam melanjutkan sabdanya): “Padahal apa yang diharamkan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam samalah hukumnya dengan apa
yang diharamkan Allah Subhanhu wa Ta’ala”. (HR. Abu Daud dan Ibnu
Majah) .
Keterangan
Lelaki
yang dimaksudkan di dalam Hadis ini ialah seorang yang mengingkari
kedudukan Hadis sebagai sumber hukum yang kedua setelah Al-Quran. Ia
hanya percaya kepada Al-Quran sahaja. Baginya, Hadis bukan menjadi
sumber hukum dan tempat rujukan. Golongan ini dianggap telah keluar
dari ikatan Agama Islam. Kerana ia tidak akan dapat memahami Al-Quran
jika tidak kembali kepada Hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Al-Quran banyak menyebutkan garis-garis besar ajaran Islam dan dalam
bentuk global, maka Hadislah yang berfungsi untuk memperincikan isi dan
kandungan ayat-ayatnya serta menerangkan perkara yang sukar difahami.
Oleh kerana itu, syariat tidak akan sempurna kalau hanya dengan
Al-Quran sahaja, tetapi ia mesti disertai dengan Hadis Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam.
Hadis Ke Tujuh: GOLONGAN YANG SENTIASA MENANG
Dari
Mughirah bin Syu’bah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: “Sentiasa di kalangan umatku ada golongan yang selalu
menang (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah pada suatu waktu
yang dikehendaki Allah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mereka sentiasa
menang. (HR. Bukhari)
Keterangan
Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan Umat Islam ini umat yang terakhir
sekali. Oleh sebab itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berjanji akan
memelihara kitab-Nya (Al-Qur’an) dan berjanji untuk melahirkan generasi
demi generasi yang akan memikul tugas dakwah hingga tetap wujud
golongan mukminin di permukaan bumi ini.
Kalau kita teliti sejarah Umat Islam mulai zaman pennulaan
pengembangannya hingga hari ini, kita akan mendapatkan Umat Islam telah
teruji sepanjang sejarah dengan ujian yang berat-berat. Ujian itu
dimulai dari golongan Musyrikin di Makkah, Munafiqin, Yahudi dan
Nashrani di Madinah, seterusnya gerakan riddah, Majusi yang
berselimutkan Islam, golongan Bathiniyah, pengaruh falsafah dan
pemikiran Yunani, serangan bangsa Mongol dan bangsa Tartar yang
menghancurkan peradaban Islam di Baghdad pada pertengahan abad keenam
Hijriyah. Begitu pula halnya dengan pembunuhan terhadap kaum Muslimin
ketika jatuhnya kerajaan Islam di Andalus (Spanyol) dan seterusnya
disambung dengan pengaruh-pengaruh penjajahan Barat terhadap dunia
Islam, gerakan Zionis Yahudi dan missionary Nashrani yang mempunyai
peralatan dan kemudahan yang banyak dan seterusnya serangan di segi
pemikiran dan kebudayaan. Walaupun ujian yang sangat dahsyat melanda
Umat Islam di sepanjang sejarah, namun mereka masih wujud dan masih
mempunyai identiti dan peranan yang hebat di dalam peta dunia hari ini.
Walaupun
dewasa ini ada di kalangan Umat Islam yang tidak menghiraukan Urusan
agama, tetapi masih ada golongan yang bersungguh~sungguh untuk
mempelajari agama dan memperjuangkannya. Walau pun banyak di kalangan
Umat Islam yang telah rosak moral dan akhlaknya, tetapi masih ada
golongan yang berakhlak tinggi dan berbudi luhur. Walaupun berbagai
syiar Islam diejek-enjek di beberapa tempat, tetapi di tempat lain
syiar Islam masih gagah dan teguh. Walaupun pejuang-pejuang Islam
ditindas dan disiksa pada suatu tempat, tetapi di tempat lain mereka
disanjung dan dihormati. Begitulah seterusnya Umat Islam tidak akan
lenyap dari permukaan bumi ini, hingga sampai pada waktu yang
dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka pada waktu itu Allah
Subhanahu wa Ta’ala akan mematikan semua orang Islam dengan tiupan angin
yang mematikan setiap jiwa yang beriman. Dan yang tinggal setelah itu
hanyalah orang-orang jahat atau orang kafir. Pada waktu itulah akan
terjadi hari qiamat.
Hadis Ke lapan: PENYAKIT UMAT-UMAT DAHULU TIMBUL KEMBALI
Dari
Abu Hurairah Ra .. katanya: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Umatku akan ditimpa penyakit-penyakit yang
pemah menimpa umat-umat dahulu. ” Sahabat bertanya, “Apakah
penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam menjawab, “Penyakit-penyakit itu ialah :
(1 )terlalu sombong,
(2) terlalu mewah,
(3) mengumpulkan harta sebanyak mungkin,
(4) tipu- menipu dalam merebut harta benda dunia,
(5) saling memarahi,
(6) dengki-mendengki, sehingga jadi zalim menzalimi. ” (HR. Hakim)
Keterangan
Penyakit-penyakit
yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tadi telah
banyak kita lihat di kalangan kaum muslimin hari ini. Di sana sini kita
melihat penyakit ini menular dalam masyarakat dengan ganasnya. Dunia
Islam dilanda krisis rohani yang sangat halus dan merisaukan. Dengan
kekosongan jiwa itulah mereka terdorong untuk mencari harta benda
sebanyak-banyaknya untuk memuaskan hawa nafsu. Maka apabila hawa nafsu
dituruti tentunya mereka akan menggunakan segala cara dan tipu
muslihat. Pada saat ini, hilanglah nilai-nilai akhlak, yang masih ada
hanyalah kecurangan, khianat, dengki mendengki dan sebagainya. Marilah
kita renungkan maksud Hadis ini, dan marilah kita memperhitungkan diri
sebelum kita diperhitungkannya di hadapan Allah pada hari qiamat nanti.
Hadis Ke sembilan:
ISLAM KEMBALI ASING
Dari
Abu Hurairah Ra. Ia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam; “Islam mulai berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan
kembali asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR.
Muslim)
Keterangan
Islam
mulai tersebar di Mekkah dalam keadaan sangat asing. Sangat sedikit
penganut dan penyokongnya kalau dibandingkan dengan musuhnya. Kemudian
setelah itu Islam tersebar ke seluruh pelusuk dunia sehingga dianuti
oleh dua pertiga penduduk dunia. Kemudian Islam kembali asing dan
dirasa ganjil dari pandangan dunia, bahkan dari pandangan orang Islam
sendiri. Sebagian dari orang Islam merasa ganjil dan aneh bila melihat
orang Islam yang iltizam (komitmen) dengan Islam dan mengamalkan
tuntutan Islam yang sebenamya.
Seorang
yang iltizam dengan Islam dipandang rendah oleh masyarakat dan sukar
untuk diterima sebagai individu yang sihat. Contohnya, kalau ada
sesuatu program kemasyarakatan kemudian masuk waktu solat, tiba-tiba
ada orang yang minta izin untuk menunaikan solat, maka tindakan itu
dianggap tidak sopan dan kurang wajar. Sedangkan orang yang tidak solat
sambil bersenda- gurau ketika orang lain sedang solat tidak dianggap
sebagai perbuatan yang salah dan terkutuk. Begitulah
seterusnya nasib Islam di akhir zaman. Ia akan terasing dan tersisih
dari masyarakat, bahkan tersisih dari pandangan orang Islam sendiri
yang mengaku sebagai Umat Islam dan marah jika dikatakan dia bukan
orang Islam.
Hadis Ke sepuluh:
BAHAYA KEMEWAHAN
Dari
Ali bin Abi Thalib Ra.; “Bahwasanya kami sedang duduk bersama
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam masjid. Tiba-tiba
datang Mus’ab bin Umair Ra .. dan tidak ada di badannya kecuali hanya
selembar selendang yang bertambal dengan kulit. Semasa Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat kepadanya. Baginda menangis dan
menitiskan air mata kerana mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada
di Mekkah dahulu (kerana sangat dimanjakan oleh ibunya), dan kerana
memandang nasib Mus’ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai
seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di
Mekkah).
Kemudian Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bagaimanakah keadaan
kamu pada suatu hari nanti, pergi di waktu pagi dengan satu pakaian,
dan pergi di waktu petang dengan pakaian yang lain pula. Dan bila
diberikan satu hidangan, diletakkan pula satu hidangan yang lain. Dan
kamu menutupi (menghias) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu
Kaabah?. Maka jawab sahabat, “Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami
di waktu itu lebih baik dari pada keadaan kami di hari ini. Kami akan
memberikan perhatian sepenuhnya kepada masalah ibadat sahaja dan tidak
bersusah payah lagi untuk mencari rezeki”. Lalu Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak! Keadaan kamu hari ini adalah lebih
baik daripada keadaan kamu pada hari tersebut “. (HR. Tirmizi)
Keterangan
Dalam
Hadis ini Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menerangkan
umatnya pada suatu waktu akan mendapat kekayaan dan kesenangan dalam
kehidupan. Di waktu pagi memakai satu pakaian dan di waktu petang
memakai pakaian yang lain pula. Hidangan makan tidak putus-putus.
Rumah-rumah mereka indah dan dihias dengan beraneka ragam perhiasan.
Dalam keadaan demikian kita juga mungkin akan berkata seperti perkataan
sahabat; di mana kalau segalanya sudah sempurna, maka mudahlah hendak
melaksanakan ibadat. Tetapi Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam mengatakan, “Keadaan serba kekurangan itu adalah lebih baik
untuk kita,” ertinya lebih memberikan kesempatan untuk kita melakukan
ibadat.
Kemewahan hidup banyak
menghalangi seseorang dari berbuat ibadat kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala., seperti yang berlaku hari ini.
Segala
yang kita miliki walaupun tidak melebihi keperluan, namun rasanya
sudah mencukupi. Tetapi, bila dibandingkan dengan kehidupan para
sahabat, kita jauh lebih mewah dari mereka, sedangkan ibadat kita
sangat jauh ketinggalan. Kekayaan dan kemewahan yang ada, sering kali
menyibukkan dan menghalangi kita dari berbuat ibadah. Kita sibuk
mengumpulkan harta, juga sibuk menjaganya dan sibuk untuk menambah
lebih banyak lagi. Tidak ubahnya seperti apa yang pernah disabdakan
oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Seandainya seorang anak
Adam itu telah mempunyai satu lembah emas, dia berhasrat atau
bercita-cita untuk mencari lembah yang kedua, sehingga ia dimasukkan ke
dalam tanah (menemui kematian).”
Begitulah
gambaran kerakusan manusia dalam mengumpulkan harta kekayaan. Ia
senantiasa mencari dan menambah, sehingga ia menemui kematian. Maka
ketika itu, barulah ia menyedari diri dengan seribu satu penyesalan.
Tetapi waktu itu penyesalan sudah tidak berguna lagi pada waktu
tersebut, janganlah kita lupa daratan dalam mencari harta kekayaan.
Tidak peduli halal atau haram, yang penting harta dapat dikumpulkan.
Tidak peduli waktu solat, bahkan semua waktu digunakan untuk
mengumpulkan kekayaan. Biarlah kita mencari harta benda dunia sekadar
keperluan sahaja. Kalau berlebihan boleh digunakan untuk menolong orang
lain yang kurang berkemampuan dan selalulah bersedekah, sebagai
simpanan untuk hari akhirat. Orang yang bijaksana adalah orang yang
mempunyai perhitungan untuk waktu akhiratnya dan ia menjadikan dunia
ini tempat bertanam dan akhirat tempat memetik buahnya.