Selasa, 24 November 2015

Hadits Kemunafikan




ءاية المنافقين ثلاث : إذا حدث كذب و إذا وعد أخلف و إذا ائتمن خان
”Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga : Jika berbicara berdusta, jika berjanji tidak menepati, dan jika dipercaya dia berkhianat”
dan dalam riwayat lain disebutkan :
وإذا خاصم فجر وإذا عاهد غدر
”Jika berselisih, maka dia akan berbuat dhalim, dan jika berjanji dia berkhianat”
Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu. Sedangkan hadits kedua diriwayatkan oleh keduanya dari Andullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radliyallaahu ‘anhuma, yang di dalamnya disebutkan : ”Barangsiapa pada dirinya terdapat sifat-sifat tersebut, maka padanya terdapat sifat munafik hinga dia meninggalkannya”.
Dengan demikian, sabda Nabi
 صلى الله عليه وسلم : { ءاية المنافقين ثلاث{
“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga”. Maksudnya, tanda-tanda orang munafik yang menunjukkan kemunafikannya itu ada tiga kriteria. Dan dalam riwayat Muslim disebutkan :
} وإن صام وصلى وزعم أنه مسلم {
“Meskipun dia berpuasa, shalat, dan mengaku dirinya muslim”.
Dan dengan riwayat yang lain, kriteria itu menjadi lima.
Kriteria Pertama : “Jika berbicara, dia berdusta” ( إذا حدث كذب )
Ini merupakan sifat yang sangat tercela ;agi sangat buruk. Sebab, pada dasarnya, dusta itu adalah haram, kecuali yang dikecualikan untuk suatu kemaslahatan tertentu, dan lain sebagainya. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Imam Nawawi rahimahullah di dalam kitab Riyaadlush-Shaalihiin, dan lain-lain.
Di antara hadits yang menunjukkan dicelanya perbuatan dusta adalah hadits Abdullah bin Mas’ud radliyallaahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
إن الصدق يهدى إلى البر وإن البر يهدى إلى الجنة وإن الرجل ليصدق حتى يكتب عند الله صديقا وإن الكذب يهدى إلى الفجور وإن الفجور يهدى إلى النار وإن الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذابا
”Sesungguhnya kejujuran itu mengantarkan seseorang kepada kebajikan, dan kebajikan itu mengantarkan kepada surga. Dan sesungguhnya seseorang itu akan berbuat jujur sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu mengantarkan seseorang kepada keburukan, dan keburukan itu mengantarkan kepada neraka. Dan sesungguhnya seseorang itu akan berdusta sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta” (Muttafaqun ‘alaih).
Demikian juga hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Samurah bin Jundub radliyallaahu ‘anhu, dari Nabi, di dalam hadits tentang mimpi yang agung yang cukup panjang. Di dalamnya disebutkan : “Adapun orang yang aku datangi, maka dia merobek-robek mulutnya sampai ke tengkuknya, dan membelah hidungnya sampai ke tengkuknya dan kedua matanya sampai ke tengkuknya juga. Sesungguhnya orang itu berangkat dari rumahnya, lalu dia banyak berdusta sampai ke ufuk”. Dan dalam sebuah riwayat disebutkan : “Lalu dia melakukan hal yang aku saksikan itu sampai hari Kiamat kelak”.
Kriteria Kedua : “Jika berjanji, dia mengingkari” ( إذا وعد أخلف)
Mengingkari janji itu ada dua macam :
1.         Dia berjanji dan sejak awal sudah berniat untuk tidak menepatinya. Ini merupakan pengingkaran janji yang paling jahat.
2.         Dia berjanji, pada awalnya dia berniat untuk menepati janji tersebut, lalu di tengah jalan dia berbalik, lalu mengingkarinya tanpa adanya alasan yang benar.
Kriteria Ketiga : “Jika dipercaya, dia berkhianat” ( و إذا ائتمن خان)
Allah ta’ala berfirman :
يَأَيّهَا الّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَخُونُواْ اللّهَ وَالرّسُولَ وَتَخُونُوَاْ أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kalian mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepada kalian, sedang kalian mengetahui” (QS. Al-Anfaal : 27)
Jika seseorang dipercaya untuk memegang suatu amanah, maka dia wajib untuk menjaga amanah tersebut sebaik mungkin, sebagaimana firman Allah ta’ala :
إِنّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدّواْ الأمَانَاتِ إِلَىَ أَهْلِهَا
”Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya” (QS. An-Nisaa’ : 58).
Dan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أد الأمانةَ إلى من ائتمنك
”Tunaikan amanat kepada orang yang mempercayaimu” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan dia menlainya hasan. Juga Al-Hakim dan dia menilainya shahih serta disepakati oleh Adz-Dzahabi).
Kriteria Keempat : “Jika berselisih, dia berbuat jahat” ( وإذا خاصم فجر )
Yang dimaksud dengan al-fujuur di sini adalah keluar dari kebenaran secara sengaja, sehingga dia menjadikan yang haq menjadi bathil dan yang bathil menjadi haq. Dan ini yang membawanya kepada dusta, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits Ibnu Mas’ud radliyallaahu ‘anhu terdahulu.
Dan di dalam kitab Ash-Shahihain disebutkan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bahwasannya beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إن أبغض الرجال إلى الله الألد الخصم

Minggu, 22 November 2015

Hadist Tentang Sedekah

https://masshar2000.files.wordpress.com/2015/07/wpid-blog.jpg

  • Rasulullah SAW bersabda, “Takutlah engkau kepada neraka, sekalipun dengan jalan bersedekah dengan potongan kurma, maka barangsiapa tidak dapat menemukan itu maka hendaklah besedekah dengan mengucapkan perkataan yang baik.”HR. Muttafaq ‘alaih)
  • Rasulullah SAW bersabda, “Jagalah dirimu darii api neraka, walau dengan bersedekkah separuh buah kurma.” (HR. Muttafaqu Alaih)
  • Rasulullah Muhammad SAW juga pernah bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar ma’ruf dan nahi munkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.”(HR. Tirmizi dan Abu Dzar).
  • Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak seorangpun yang menyedekahkan hartanya yang halal dimana Allah menerimanya dengan kananNya (dengan baik), walaupun sedekahnya itu hanya sebutir kurma. Maka kurma tersebut akan bertambah besar di tangan Allah Yang Maha Pengasih, sehingga menjadi lebih besar daripada gunung. Demikian Allah memelihara sedekahmu, sebagaimana halnya kamu memelihara anak kambing dan unta (semakin hari semakin  besar).” (HR. Muslim).
  • Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengumpulkan harta yang haram, kemudian ia keluarkan sebagai sedekah, maka ia tidak akan mendapatkan pahala. Dan ia tetap mendapatkan dosa.” (HR. Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim).
  • Rasulullah SAW bersabda, “Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari tengah jalan itu adalah sedekah bagimu”(HR. Bukhari).
  • Nabi Muhammad SAW bersabda, “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. Imam Tirmidzi).
  • Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jauhilah neraka walupun hanya dengan (sedekah) sebiji kurma, kalau kamu tidak menemukan sesuatu, maka dengan omongan yang baik.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim.)
  • Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sedekah dapat memadamkan panasnya kubur bagi orang yang memberikan sedekah, dan sesungguhnya orang mukmin akan bernaung pada hari kiamat nanti di bawah naungan sedekahnya.” (HR. Tabbrani).
  • Rasulullah SAW bersabda,”Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun hanya dengan menafkahkan sebuah kurma.”(HR. Bukhari dan Muslim).
  • “Peliharalah harta bendamu dengan cara mengeluarkan zakat. Dan obatilah penyakitmu dengan sedekah. Dan hadapilah cobaan yang datang bertubi-tubi dengan do’a dan merendahkan diri kepada Allah.” (HR. Abu Daud).
  • Rasulullah Saw bersabda, “Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya.”(HR. At-Tirmidzi)
  • Rasulullah SAW bersabda, “Jagalah hartamu dengan zakat dan obatilah sakitmu dengan sedekah dan hadapilah segala cobaan dan bahaya dengan doa serta rendah hati.”(HR. Abu Hurairah)
  • Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sedekah dapat memadamkan panasnya kubur bagi orang yang memberikan sedekah, dan sesungguhnya orang mukmin akan bernaung pada hari kiamat nanti di bawah naungan sedekahnya.” (HR. Tabbrani).
  • Rasulullah SAW bersabda, “Peliharalah harta bendamu dengan cara mengeluarkan zakat. Dan obatilah penyakitmu dengan sedekah. Dan hadapilah cobaan yang datang bertubi-tubi dengan do’a dan merendahkan diri kepada Allah.” (HR. Abu Daud).
  • Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sedekah seorang muslim dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang su’ul khotimah, Allah akan menghilangkan sifat sombong, kefakiran dan sifat berbangga diri darinya.”(HR. Thabrani).
  • Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa sedekah sebiji kurma dari rezeki yang halal dan Allah hanya akan menerima dari yang baik, maka Allah menerimanya dengan tangan kananNya, kemudian mengembangkannya untuk pemiliknya sebagaimana seorang dari kalian mengembangbiakkan anak kudanya, sampai satu suapan menjadi seperti gunung Uhud.” (HR. Bukhari, 1410).
  • Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan menjadi sedekah.”(HR. Ibnu Majah).
  • Rasulullah SAW pernah bersabda, “Setiap muslim harus bersedekah.” Salah seorang sahabat lalu bertanya, “Bagaimana pendapatmu, wahai Rasulullah, jika ia tidak mendapatkan (harta yang dapat disedekahkan)?” Rasulullah SAW bersabda, “Bekerjalah dengan tangannya sendiri kemudian ia memanfaatkannya untuk dirinya dan bersedekah.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah SAW?” Beliau bersabda, “Menolong orang yang membutuhkan lagi teraniaya.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah SAW?” Beliau menjawab, “Mengajak pada yang ma’ruf atau kebaikan.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah SAW?” Beliau menjawab, “Menahan diri dari perbuatan buruk, itu merupakan sedekah.” (HR. Muslim).
  • Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menginfaqkan kelebihan hartanya di jalan Allah SWT maka Allah akan melipatgandakan dengan tujuh ratus (kali lipat). Dan barangsiapa yang berinfaq untuk dirinya dan keluarganya, atau menjenguk orang sakit, atau menyingkirkan durii, maka mendapatkan kebbaikan dan kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya. Puasa itu tameng selama ia tidak merusaknya. Dan barangsiapa yang Allah uji dengan satu ujian pada fisiknya, maka itu akan menjadi penggugur (dosa-dosanya).”(HR. Ahmad).
  • Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian menganggap remeh satu kebaikan pun. Jika ia tidak mendapatkannya, maka hendaklah ia ketika menemui saudaranya, ia menemuinya dengan wajah ramah,, dan jika engkau membeli daging, atau memasak dengan periuk/kuali, maka perbanyaklah kuah dan berikanlah pada tetanggamu dari padanya.”(HR.Turmudzi).

Minggu, 15 November 2015

Hadist Tentang Kewajiban Mendirikan Shalat Kewajiban Mendirikan Shalat


Hadits tentang shalat (kewajiban shalat)
Sholat
Kewajiban atau perintah untuk mendirikan shalat sebagaimana dalam firman Allah SWT dan dalam beberapa hadits berikut ini :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بُنِيَ اْلاِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَ اِقَامِ الصَّلاَةِ، وَ اِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَ حَجّ اْلبَيْتِ وَ صَوْمِ رَمَضَانَ. احمد و البخارى و مسلم، فى نيل الاوطار 1: 333

Selasa, 10 November 2015

Hadist Tentang Jodoh

A. Kriteria Memilih Calon Istri

Dalam memilih calon istri, Islam telah memberikan beberapa petunjuk di antaranya :

1. Hendaknya calon istri memiliki dasar pendidikan agama dan berakhlak baik karena wanita yang mengerti agama akan mengetahui tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda : “Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Dalam hadits di atas dapat kita lihat, bagaimana beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menekankan pada sisi agamanya dalam memilih istri dibanding dengan harta, keturunan, bahkan kecantikan sekalipun.

Demikian pula Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun ia menarik hatimu … .” (QS. Al Baqarah : 221)

Sehubungan dengan kriteria memilih calon istri berdasarkan akhlaknya, Allah berfirman :

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) … .” (QS. An Nur : 26)

Seorang wanita yang memiliki ilmu agama tentulah akan berusaha dengan ilmu tersebut agar menjadi wanita yang shalihah dan taat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wanita yang shalihah akan dipelihara oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana firman-Nya :

“Maka wanita-wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya, oleh karena itu Allah memelihara mereka.” (QS. An Nisa’ : 34)

Sedang wanita shalihah bagi seorang laki-laki adalah sebaik-baik perhiasan dunia.

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

2. Hendaklah calon istri itu penyayang dan banyak anak.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda :

Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : ” … kawinilah perempuan penyayang dan banyak anak … .” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

Al Waduud berarti yang penyayang atau dapat juga berarti penuh kecintaan, dengan dia mempunyai banyak sifat kebaikan, sehingga membuat laki-laki berkeinginan untuk menikahinya.